Find Us On Social Media :

Idi Amin Diktator Uganda Lari Terbirit-birit Tanpa Sehelai Benang saat Tertangkap Basah Mesum dengan Istri Orang

By Intisari Online, Senin, 8 Oktober 2018 | 08:30 WIB

Idi Amin ketika menjadi pemimpin tertinggi Uganda.

Ratu bertanya, "Tuan Presiden, ada apakah sampai kami mendapat kehormatan atas kunjungan yang tak disangka-sangka ini?"

Dengan kalem Amin menjawab, "Yang Mulia, di Uganda sulit sekali mendapatkan sepatu berukuran 14." Ini sama dengan nomor 50 untuk standar kita, yang panjangnya ± 35 cm!

Bahkan ratu Elizabeth pun tak dapat menahan senyum.

Baca Juga : Tentara Bagian Dapur Itu Akhirnya Bisa Menjadi Presiden Melalui Kudeta Banjir Darah di Uganda

Itulah sosok Idi Amin yang muncul ketika ia baru merebut kekuasaan dari Milton Obote tahun 1971. "Badut" yang besar, lucu dan simpatik.

Pemerintah Inggris pun menyambut gembira "angin segar" dalam pemerintahan bekas jajahannya itu.

Masa kanak-kanak si "Badut" ini sebenarnya berat.  Ia dilahirkan sekitar tahun 1924 - 1926, di Koboko, distrik Nil Barat terkecil di Uganda, negeri kecil yang subur di tepi Danau Victoria, mata air Sungai Nil.

Ayahnya dari suku Kakwa, ibunya suku Lugbara, dua suku yang masih bertetangga. Tapi begitu Amin lahir, kedua orang tuanya berpisah. Ibu' Amin

Ibu Amin langsung memboyongnya ke koloni suku Nubia di Lugazi, ± 40 km dari Jinja, sebuah kota besar di tepi Danau Victoria. Banyak orang Nil Barat menjadi buruh di perkebunan gula di sana.

Entahlah, apakah ia juga memburuh. Yang jelas ia wanita pengekor kamp. Hidup berpindah- pindah mengikuti kamp.

Dalam sebuah wawancara, Amin pernah bercerita, "Keluarga saya miskin. Dulu saya harus mengangkut air, memasak, dan sore hari menggali untuk bantu-bantu mencari nafkah."

Belakangan ibu Amin pindah ke Buikwe, 18 km dari Jinja. Sampai tahun 1954 ia kumpul kebo bersama pria sebaya. Sekembalinya ke Jinja, mereka bergabung di barak tentara.