Find Us On Social Media :

Kisah Kesha, Kucing Satu-satunya yang Berhasil Hidup di Pulau Terlarang Bagi Kucing

By Masrurroh Ummu Kulsum, Rabu, 3 Oktober 2018 | 08:00 WIB

Intisari-Online.com – Di bumi kita, ada tempat yang terlarang bagi kucing bahkan untuk manusia mati di sana.

Salah satunya, sebut saja Kepulauan Svalbard, wilayah paling utara Norwegia yang terletak di Samudra Arktik.

Di wilayah ini, karena adanya permafrost, membuat seseorang yang mati tidak akan terurai, atau berisiko besar jazad mereka akan mengundang hewan pemangsa setempat.

Orang-orang yang sekarat akan dibawa ke daerah lain yang lebih rendah untuk dimakamkan di sana.

Baca Juga : Prabowo Rapat Ditemani Kucingnya, Ternyata Ini 5 Sifat Para Pencinta Kucing!

Kucing dilarang tinggal di kepulauan tersebut, tetapi tidak dengan kucing yang mengonggong–atau lebih tepatnya rubah.

Larangan kucing di pulau itu dimulai tahun 1990-an oleh otoritas Norwegia.

Ini karena kucing dianggap rentan terhadap rabies dan echinococcosis (sejenis cacing pita), infeksi dari rubah dan tikus yang pada gilirannya dapat meninbulkan risiko besar bagi populasi manusia.

Tikus bukanlah asli hewan dari sana, melainkan terbawa kapal-kapal yang berlabuh di Kepualauan Svalbard. Mereka, dengan cepat beradaptasi dengan kondisi dingin di sana.

Sebenarnya, kucing sempat populer di Spitsbergen dan pulau-pulau lain yang membentuk Kepulauan Svalbard.

Tetapi sejak itu, hanya ada satu kucing yang berhasil tinggal di sana, namanya Kesha.

Kesha tinggal di Barentsburg, sebuah kota Rusia di pulau Spitsbergen.

Pada masa kejayaannya, selama masa Uni Soviet, Barentsburg adalah kota pertambangan yang berkembang dengan populasi lebih dari 1.000 orang.