Find Us On Social Media :

Gempa Donggala Sulteng : Cerita Pilot Batik Air Saat Melihat Gelombang Aneh di Pesisir Pantai Palu

By Afif Khoirul M, Sabtu, 29 September 2018 | 15:00 WIB

Intisari-online.com - Indonesia kembali berduka, kali ini peristiwa gempa bermagnitudo 7,7 guncang Donggala, Sulteng pada Jum,at (28/9).

Menurut keterangan, gempa tersebut terjadi setidaknya sejak pukul 14.00 hingga 21.26 WIB.

Selanjutnya gelombang tsunami juga melanda sejumlah wilayah Palu yaitu Donggala dan Mamuju sekitar pukul 17.30 WIB.

Dalam peristiwa tersebut banyak pihak menjadi korban namun ada pula yang hanya menjadi saksi mata meskipun tak menjadi korban dalam bencana tersbut.

Baca Juga : Pesawat Il-20 Ditembak Jatuh Israel, Rusia Akan 'Balas Dendam' dengan Cara Ini

Misalnya kisah yang dialami oleh Capt Ricosetta Mafella, pilot penerbangan Batik Air dengan nomor penerbangan ID6231.

Pesawat Airbus A320 yangdi awakinya tinggal landas (take off) saat gempa bumi melanda Palu pada Jum,at (28/9/2018) sebelum menara ATC bandara roboh.

Mengutip dari Kompas Tekno yang menghubungi Capt Fella pada Sabtu (29/9/2018) menceritakan kisahnya.

Pada hari itu tepat terakhir kalinya ia terbang dengan Batik Air setelahnya ia kembali menggunakan Lion Air (Batik Air dan Lion Air satu grup).

Baca Juga : Gempa Donggala: Ternyata Ada Dua Penyebab Tsunami yang Menerjang Donggala dan Palu

Saat tiba di bandara Mutiara Palu, Capt Fella meminta seuatu yang biasanya tidak diminta Capt Fella yaitu quick handling.

Pada saat itu penerbangan Batik Air ID6231 melayani rute penerbangan Palu-Makassar pada pukul 5.55 waktu setempat.

Saat mendapat izin take off, pesawat mulai berputar di runway, Capat Fella merasa pesawat bergerak dari kanan ke kiri.

Namun, ia belum menyadari bahwa apa yang dialminya saat rolling adalah gempa yang melanda kawasan tersebut.

Baca Juga : Cara Mengobati Biduran Secara Alami Tanpa Obat Kimia tapi Tetap Manjur

"Tetapi karena di cockpit fokus untuk airborne phase, jadi tetap dilaksanakan karena gak mengganggu," tulisnya.

Ia mengira bahwa goyangan tersebut disebabkan oleh permukaan runway yang bergelombang dan tidak rata.

Lalu, setelah pesawat mengudara, awak Batik Air ID6231 menghubungi tower dari menara ATC bandara Palu, namun tak ada jawaban.

Ternyata, saat itu diketahui bandara ATC Palu sudah roboh akibat diguncang gempa, namun belum disadari Batik Air ID6231.

Baca Juga : 10 Manfaat Jepan alias Labu Siam yang Jarang Diketahui. Salah Satunya Bisa Tingkatkan Fungsi Otak, Lo!

Nah, saat pesawat mengudara di ketinggian 2.000-3.000 kaki, Capt Fella melihat gelombang aneh di pesisir pantai Palu.

Namun, ia tak menyadari adanya gempa, setelah ada info melalui radio barulah Capt Fella mendari hal itu.

Setelah itu barulah semua kru penerbangan menyadari bahwa pesawat tersebut adalah pesawat terakhir yang terbang dari Palu.