Penulis
Intisari-Online.com - Seorang pria dari Hong Kong ditetapkan sebagai orang pertama di dunia yang terinfeksi strain Hepatitis E tikus yang biasanya hanya ditemukan ada hewan seperti tikus.
Pria itu menjalani operasi transplantasi hati pada bulan Mei tahun lalu.
Hasil pengujian menunjukkan adanya virus setelah pria tersebut menunjukkan masalah fungsi hati yang berulang.
Profesor Yuen Kwok-yung, seorang ahli mikrobiologi di Hong Kong University, mengatakan bahwa penemuan itu adalah 'himbauan' untuk meningkatkan kebersihan lingkungan dan mencegah tikus berkembang biak.
Baca Juga : Bersama AIDS dan TBC, Hepatitis Jadi Virus Paling Mematikan di Dunia
"Kami tidak tahu apakah nantinya akan ada wabah serius virus Hepatitis E tikus di Hong Kong," katanya. "Kami harus memantau masalah ini dengan cermat."
Dia mengatakan jalanan kota sangat bersih setelah wabah mematikan Sindrom pernapasan akut parah (Sars) tahun 2003, namunakhir-akhir menjadi kotor kembali.
Yuen berkata bahwa gang-gang belakang sangat kotor dengan banyaknya sampah, hingga banyak tikus yang lebih besar dari kucing.
Dia juga memberi tahu pihak berwenang, termasuk Departemen Kebersihan Makanan dan Lingkungan, yang kemudian menanggapinya dengan operasi pembersihan perkebunan Choi Wan di mana pria itu tinggal.
Baca Juga : Pengakuan Pendiri WhatsApp Bahwa Ia Telah 'Menjual Privasi Pengguna' ke Facebook
Tidak ada bukti epidemi besar yang akan terjadi setelah penemuan Hepatitis E tikus pada pasien, Dr.Siddharth Sridhar.
Tetapi, peneliti mengambil setiap insiden baru dari infeksi yang menular dari hewan ke manusia dengan sangat serius.
Sridhar juga mengatakan bahwa jenis-jenis infeksi yang tidak biasa yang terjadi pertama kali sudah cukup untuk membuat otoritas kesehatan masyarakat dan peneliti sangat waspada tentang implikasinya.
Dalam hal ini, pengendalian tikus yang efektif adalah kunci dalam mencegah infeksi serupa.
Menanggapi masalah ini,Sridhar mengatakan untuk memastikan tidak ada makanan untuk tikus, yang berarti tidak ada sampah tergeletak di sekitar yang bisa dimakan tikus.
Yuen mengatakan kondisi pasien sekarang benar-benar normal setelah dia diberi obat ribavirin, obat anti virus untuk infeksi hepatitis E kronis.
Belum diketahui bagaimana pria itu terinfeksi.
Pria itu melakukan transplantasi hati tahun lalu, tetapi tidak ada tanda-tanda infeksi hepatitis E pada donor organ atau orang yang menyumbangkan darah pada pasien.
Para peneliti berpikir mungkin pria itu telah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi dan terinfeksi kotoran tikus.
Para peneliti masih membutuhkan banyak waktu untuk memahami mengapa pria itu terinfeksi virus yang sebelumnya hanya menyerang tikus dan musang.
Baca Juga : Mengapa Beberapa Jenderal Israel Yakin Tentara Mereka Tidak Siap Berperang?