Find Us On Social Media :

Kisah Kalimalang, Sungai Buatan yang Dibangun Soekarno, Direvitalisasi SBY, dan akan Dipercantik Ridwan Kamil

By Ade Sulaeman, Kamis, 27 September 2018 | 13:48 WIB

Intisari-Online.com - Melalui akun Facebook pribadinya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memperlihatkan foto-foto desain Kalimalang, Kota Bekasi, yang akan direvitalisasi, Rabu (26/9/2018).

Foto-foto tersebut memperlihatkan wajah Kalimalang sebelum dan sesudah ditata kelak.

"PROGRES DESAIN KALIMALANG, Kota Bekasi per 26 September 2018. Warga Bekasi mau ada kegiatan keren apa disana yang harus ada ? Wedding Garden? LDR Corner?..," tulis Ridwan atau Emil di Facebook-nya.

Seperti apa wajah Kalimalang kelak setelah direvitalisasi tentunya patut kita tunggu.

Baca Juga : 4 Merek Ponsel Asal Indonesia Ini Dikira Berasal dari China, Kok Bisa?

Namun, tentu saja ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu bagaimana sejarah dari sungai yang merupakan kali buatan yang dibangun pada era Presiden Soekarno tersebut.

Berikut ini fakta-fakta seputar Sungai Kalimalang seperti tertuang dalam artikel di Kompas.com berjudul "4 Fakta tentang Kalimalang yang Akan Disulap Ridwan Kamil Mirip Sungai di Seoul" berikut ini.

---

Baca Juga : Ingin Punya Pelat Nomor 'Cantik'? Ini Syarat dan Tarif Resminya!

1. Panjangnya 70 kilometer

Air Kalimalang bersumber dari Waduk Jatiluhur di Purwakarta. Adapun bagian hulu Kalimalang terletak di percabangan Bendungan Curug di Kabupaten Karawang.

Bendungan curug ini terbagi menjadi dua saluran induk irigasi, yakni Tarum Barat dan Tarum Timur.

Kalimalang termasuk ke dalam saluran air Tarum Barat yang mengaliri air ke Bekasi hingga Jakarta Timur.

Artinya, saluran air Kalimalang berawal dari Kabupaten Karawang hingga Jakarta Timur yang panjangnya diperkirakan mencapai 70 kilometer.

Baca Juga : Pria Ukraina Ini Bocorkan 10 Alasan Kenapa Banyak Pria Bule Suka Wanita Indonesia

2. Untuk pengairan pertanian

Pada era 70-an, Kalimalang berfungsi sebagai saluran irigasi pertanian. Sebab, pada saat itu, di Kota Bekasi masih terhampar luas area persawahan.

"Kali Malang dibangun sejak era Soekarno untuk pengairan pertanian dan bahan baku air minum, tahun 70-an itu Kalimalang itu 70 persen berfungsi untuk pengairan persawahan dan 30 persennya untuk air minum," kata Ali Anwar kepada Kompas.com, Kamis (13/9/2018).

3. Sumber air minum

Penulis buku "Revolusi Bekasi" itu juga menyampaikan, memasuki era 80-an, sebagian besar fungsi Kalimalang tak lagi menjadi saluran irigasi pertanian, tetapi airnya diolah untuk menjadi air minum.

"Seiring perkembangan zaman, pada tahun 80-an Bekasi kan mulai menjadi daerah industri sehingga tak lagi banyak sawah. Maka fungsinya pada saat itu berbalik 70 persen itu airnya menjadi bahan baku air minum dan 30 persennya menjadi pengairan persawahan," ujar Ali yang juga dikenal sebagai sejarawan Bekasi itu.

Hingga kini, air Kalimalang masih digunakan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) untuk diolah menjadi air minum dan dikonsumsi oleh masyarakat Bekasi, Jakarta, dan sekitarnya.

4. Pernah direvitalisasi

Pada era kepresidenan Susilo Bambang Yudhoyono, Sungai Kalimalang pernah direvitalisasi.

Revitalisasi dilakukan agar aliran air dari waduk Jatiluhur yang disalurkan melalui sungai Kalimalang tidak tercampur dengan air kiriman Bogor melalui Kali Bekasi yang sudah tercemar dengan limbah domestik dan limbah pabrik.

"Masalahnya, Kalimalang sudah baik sejak dulu. Bahkan, sudah makin baik setelah diturap sejak era SBY," ujar Ali.

Ia menyampaikan, revitalisasi yang dilakukan pada era kepresidenan SBY yakni dengan pengadaan sipon (bangunan yang membawa air melewati bawah saluran lain) yang diletakkan di dekat Jalan M Hasibuan.

Sipon tersebut dibuat di bawah aliran Kali Bekasi dan mengalirkan air dari Waduk Jatiluhur melalui Sungai Kalimalang menuju Jakarta Timur sehingga air di Sungai Kalimalang tidak tercampur dengan air kiriman Bogor melalui Kali Bekasi.

(Dean Pahrevi)

Baca Juga : Inilah Alasan Mengapa Kita Tidak Disarankan Tidur Menghadap Sisi Kanan