Kini Jadi Bos Bulog, Budi Waseso dulu Pernah Punya Ide Penjara Buaya dan Piranha

Aulia Dian Permata

Penulis

Budi Waseso mempertanyakan kebijakan Mendag Enggar yang ingin mengimpor beras. Bahkan Buwas melontarkan makian dalam pidatonya.

Intisari-Online.com - Direktur Utama Bulog Budi Waseso membuat pernyataan mengejutkan seputar informasi stok beras Bulog yang sednag simpang-siur.

Buwas (sapaan akrab Budi Waseso) mengatakan bahwa stok beras di gudang Bulog masih aman hingga Juli 2019.

"Kita belum perlu impor beras apalagi hingga 2 juta ton," kata Buwas.

Menurut Buwas, data yang ia dapatkan terkait stok beras di gudang Bulog telah dia kaji bersama rekan-rekan dari BIN dan Kepolisian serta yang paham tentang polemik stok beras ini.

Baca Juga : Ganjar Anjurkan Warganya Makan Tiwul Jika Kehabisan Beras: Ini Perbandingan Kandungan Gizi Tiwul dan Beras

Menurut Buwas, kondisi beras dalam negeri saat ini sudah surplus walau belum banyak.

Itu yang membuatnya heran kenapa Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita malah ingin impor beras.

Bahkan menurut Buwas, dia terpaksa harus menyewa gudang tambahan lantaran beras impor yang ada di Bulog tidak keluar sama sekali.

Selain masalah biaya sewa gudang yang bertambah, Buwas juga menyayangkan kalau nanti kualitas beras malah menurun akibat disimpan terlalu lama.

Baca Juga : Jangan Sampai Terjebak, Ini Tanda-tanda Pasangan Hanya Manfaatkan Anda

Buwas sendiri juga mengungkapkan kekesalannya dengan mengucap satu makian khas Jawa saat acara Perum Bulog di Jakarta Selatan, Rabu (19/9//2018).

Makian Buwas ini jadi ramai di media sosial dan dianggap terlalu kontroversial.

Jika kita menarik garis ke belakang, saat Buwas masih menjabat sebagai Kepala Badan Narkotika Nasional di tahun 2015 lalu, Buwas pernah punya ide yang kontroversial.

Buwas ingin membuat sebuah penjara khusus bagi narapidana narkoba yang dijaga oleh buaya.

Baca Juga : Siti Roshilah Kaget Saat Makan di Warung Pinggir Pantai Habis Rp1,4 Juta! Begini Kronologinya

Tak hanya buaya, Buwas juga mengaku meneliti cara memadukan buaya dan piranha dalam satu kandang yang sama.

Ide ini menurut Buwas akan menekan keinginan narapidana untuk melarikan diri.

Buaya dan piranha ini bisa menggantikan tugas sipir penjara. Selain tak pandang bulu, dua hewan buas ini juga tidak akan bisa disuap.

Selain piranha, Buwas juga ingin memadukan 'sipir' buatan itu dengan ikan arapaima dari Amazon.

Buwas juga menerangkan kenapa dia memilih buaya dan piranha.

Dua binatang itu punya kelebihan dibanding binatang buas lainnya.

Buaya dianggap punya biaya perawatan yang cukup murah, mudah dipelilara, tahan penyakit dan tahan lapar.

"Kalau ada yang mau coba melarikan diri biar nanti langsung diselesaikan dengan buaya. Jadi kalau ada napi yang terluka karena memberontak, tersangkanya adalah buaya," kata Buwas kala itu.

Namun hingga kini, ide Buwas soal penjaga penjara berupa buaya dan ikan piranha itu tak pernah terwujud.

Baca Juga : Jarang Lakukan Transaksi, Dana Nasabah BRI Rp1,09 Miliar Dikorupsi Teller Bank

Artikel Terkait