Penulis
Intisari-online.com - Pada 17 Juli 2014 Malaysia Airlines MH17 ditembak jatuh oleh sebuah misil di luar kota Donetsk, Ukraina.
Pesawat Boeing 777 tersebut mengangkut 298 penumpang dan sedang dalam perjalanan dari Amsterdam menuju Kuala Lumpur.
Sebagian besar penumpangnya adalah warga negara Belanda. Tak heran kalau pemerintah Belanda sangat getol minta kasus ini diusut.
Seorang penyidik Belanda mengatakan, tim pencari fakta menyimpulkan pesawat itu ditembak misil BUK dari sebuah brigade militer Rusia yang berposisi di barat daya kota Kursk.
Baca Juga : Malaysia Airlines MH17 Dihantam Rudal dari Rusia?
Pada Mei lalu, Belanda dan Australia bahkan terang-terangan menuding Rusia berada di balik penembakan tersebut.
Tentu saja pihak Rusia membantah keras tudingan tersebut.
Pekan ini mereka menyodorkan bukti baru bahwa bukan mereka yang menembak jatuh MH17 Malaysia.
Kementerian Pertahanan Rusia, Senin (17/9/2018), merilis informasi terbaru untuk mendukung klaim bahwa misil yang menjatuhkan pesawat MH17 pada 2014 ditembakkan militer Ukraina.
Baca Juga : Kisah Pengebom Uzur TU-95 Rusia yang Bikin Amerika Panik Sampai Mengirim Jet Siluman F-22
Dalam sebuah jumpa pers, Kemenhan Rusia mengatakan, untuk pertama kalinya merilis nomor seri misil BUK yang merontokkan pesawat Boeing 777 itu.
Kemenhan Rusia mengatakan, misil itu dibuat dan dikirim ke Ukraina di masa Uni Soviet dan tidak dikembalikan ke Rusia setelah Uni Soviet bubar.
"Misil dengan nomor seri 886847379 diproduksi untuk sistem pertahanan BUK pada 29 Desember 1986. Misil itu dikirim dengan kereta api militer dengan nomor 20152," kata seorang pejabat Kemenhan Rusia, Nikolai Parshin kepada kantor berita RIA Novosti.
Nikolai menambahkan, unit militer yang menerima misil itu berbasis di Ukraina, yang waktu itu masih menjadi bagian Uni Soviet.
Lebih jauh Nikolai menambahkan, informasi soal nomor seri misil dan pengangkutannya ke Ukraina sebenarnya masuk katagori "amat rahasia".
"Setelah Uni Soviet pecah, misil itu tidak dibawa kembali ke Rusia dan menjadi milik angkatan bersenjata Ukraina," lanjut Nikolai. Pemerintah Rusia mengatakan, telah mengirimkan informasi soal misil ini kepada para penyidik yang berada di Belanda.
Kemenhan Rusia juga membantah kebenaran rekaman video yang digunakan komisi investigasi internasional untuk menunjukkan misil tersebut dipindahkan ke wilayah Ukraina yang dikuasai pemberontak.
Baca Juga : Siap Hadapi Gempuran Pasukan Darat Rusia, Ukraina Siapkan Drone ‘Setan’ Penggendong Peluncur Granat
PILOT BUNUH DIRI
Sebelumnya juga diberitakan seorang pilot AU Ukraina yang dituduh Rusia menembak jatuh pesawat Malaysia Airlines MH17 tewas bunuh diri di rumahnya.
Kepolisian Ukraina mengatakan, Kapten Vladyslav Voloshyn tewas dengan cara menembak diri sendiri di rumahnya di kota Mykolaiv dekat Laut Hitam, Minggu (18/3/2018).
Voloshyn selama ini selalu menyebut tuduhan Rusia terhadap dirinya adalah sebuah kebohongan besar.
Voloshyn bukan pilot sembarangan karena telah mengantongi 33 misi tempur dengan menggunakan jet Su-25 untuk melawan pemberontak pro-Rusia di wilayah timur Ukraina.
Baca Juga : Turki Sepakat Membeli Sistem Rudal S-400 dari Rusia, NATO pun Tak Bisa Berbuat Apa-apa