Find Us On Social Media :

Penting Bagi Para Pengantin Baru, Ini Panduan Memilih Alat Kontrasepsi yang Tepat Berdasarkan Usia

By Intisari Online, Minggu, 16 September 2018 | 20:30 WIB

Intisari-Online.com - Ketika pasangan mulai berpikir untuk mengontrol kelahiran, saat itulah mereka mulai memikirkan pemilihan alat kontrasepsi.

Memilih peranti pengontrol kelahiran ini memang gampang-gampang susah. Banyak pertimbangan.

Usia adalah hal pertama yang harus dipertimbangkan. Kemudian yang tak kalah pentingnya adalah riwayat sakit.

Bagi para ibu, riwayat menstruasi juga wajib dipertimbangkan.

Setelah itu, baru pilih yang paling nyaman menurut Anda, juga harganya.

Untuk membantu Anda mempersempit ruang lingkup pilihan alat kontrasepsi yang ingin Anda gunakan, di bawah ini ada beberapa pilihan.

Salah satunya mungkin memenuhi kriteria Anda.

Untuk pasangan yang berusia 20-an sampai awal 30-an, Anda mungkin belum berpikir untuk mencegah kehamilan, namun Anda merencanakannya di masa datang.

Anda membutuhkan alat kontrasepsi yang fleksibel.

Pasangan Muda (Usia 20-30)

  1. Depo Provera. Metode ini dilakukan dengan penyuntikan hormon progresteron, membantu mencegah ovulasi dan menebalkan mukosa serviks, sehingga mencegah sperma masuk ke uterus. Metode ini juga cocok digunakan bagi pasangan yang tidak berencana mempunyai anak terlalu cepat, karena di beberapa kasus, butuh setahun untuk mengembalikan fertilitas karena metode ini.
    • Keunggulan: Anda hanya perlu berurusan dengan metode KB ini empat kali dalam setahun.
    • Kekurangan: Depo-Provera bukan termasuk metode KB yang populer karena bisa menyebabkan pendarahan hebat dan penambahan bobot tubuh. Bahkan bisa meningkatkan risiko osteoporosis jika Anda menggunakannya selama lebih dari dua tahun.
  2. Pil KB. Pil ini mencegah kehamilan dengan cara menghambat ovulasi melalui penekanan hormon LH dan FSH, mempertebal lendir mukosa servikal (leher rahim), dan menghalangi pertumbuhan lapisan endometrium.
    • Keunggulan: Tidak perlu repot mencari kondom saat akan berhubungan intim. Beberapa merek bahkan mampu mengurangi gelaja premenstrual syndrom atau PMS (meminimaliskan kram, mengurangi jerawat, dan meringankan depresi efek PMS). Pil kombinasi juga bisa mengurangi risiko kanker rahim, endometriosis, dan kanker kolon.
    • Kekurangan: Anda harus disiplin mengonsumsinya setiap hari pada waktu yang sama. Selain itu, beberapa pil memiliki efek samping seperti timbulnya jerawat, mual, dan perasaan murung. Ada risiko penyumbatan saluran darah, tapi kemungkinan ini sangat kecil. Kecuali jika Anda memiliki salah satu faktor pencetus risiko penyumbatan darah (seperti kebiasaan merokok, riwayat keluarga yang mengalami penyumbatan darah, atau migren). Beberapa merek pil KB bahkan tidak boleh digunakan penderita penyakit ginjal, penyakit hati, atau penyakit yang berhubungan dengan hormon adrenalin.
  3. Kondom. Metode sederhana ini ampuh untuk mencegah kehamilan – ketika digunakan secara benar. Karena menurut penelitian, kondom mempunyai peluang kegagalan sampai 20 persen. Lateks, bahan pembuat kondom, adalah bahan yang rapuh sehingga perlu pemasangan dan pelepasan kondom dari penis secara hati-hati.
    • Keuntungan: harga yang murah dan tidak membutuhkan kunjungan ke rumah sakit. Kondom juga peranti yang paling efektif untuk mencegah penyakit menular seksual.
    • Kekurangan: Kebanyakan pakar tidak merekomendasikan kondom sebagai alat kontrasepsi yang utama, karena tingkat kegagalannya yang cukup signifikan. Lebih aman digunakan secara tandem dengan pilihan lain, seperti pil KB.

Pasangan Matang (Usia 30-40)

Di usia ini, mungkin Anda berpikir untuk tidak lagi menambah anak.

Rutinitas kerja yang semakin padat daripada sebelumnya bisa jadi membuat Anda memutuskan memilih metode pencegahan kehamilan yang lebih pasti: metode praktis dan tidak perlu perhatian ekstra.