Find Us On Social Media :

Disebut Dihuni 'Orang-Orang Sakti', Inilah Kisah Lereng Gunung Tertinggi di Dunia dan Para Pertapanya

By Intisari Online, Minggu, 16 September 2018 | 20:00 WIB

Sebab beberapa di antaranya berpenampilan sangat identik.

Seperti 'Pangala Baba', seorang petapa yang tidak tingggal di ashrama dan hanya memilik pakaian saja.

Ia berlari-lari bukan meminta sumbangan, namun lebih pada tingkahnya yang gila.

Lalu, ketika lebih masuk ke dalam, kitaakan menemuai 'Tat Baba', seorang petapa dengan rambut terurai panjang dan terlihat tak pernah dipotong.

Ia biasanya berdiam diri dan bertapa di atas pohon.

Baca Juga : Eksperimen Sosial Ekstrem! Pria Ini Hidup Menjadi Seperti Pertapa Rusia Abad ke-10

Ia juga tak memiliki apapun kecuali hanya karung goni yang dikenakannya sebagai pakaiannya.

Cara bertapanya di atas pohon adalah sebuah upaya yang dilakukan Tat Baba untuk menebus dosa-dosanya.

Sejatinya, yang mereka lakukan adalah menjadi orang baik dan menolak untuk berbuat jahat. Namun jalan kontroversial yang di laluinya konon menimbulkan stigma berbeda bagi segelintir orang.

Dalam keyakinan aghori, mereka memakan daging manusia, meminum air seni, dan tidak pernah mengenakan pakaian.

Ini mereka dilakukan sebagai bentuk identitasnya meniru dewa siwa.

Aghori bukanlah satunya-satunya. Bahkan ada yang lebih menarik dari itu, di mana seorang petapa bernama Babaji yang konon telah berusia 2000 tahun, dan perawakannya disebutkan masih muda.

Ia tinggal di sebuah Ashram, dengan ajarannya Yoga Siddha di mana hanya orang dengan spiritualitas tinggi yang sanggup mencapai ke sana. (Afif Khoirul M)