Find Us On Social Media :

Crazy Rich Surabayan Juga Suka Bersedekah, Ini Reaksi Kimia yang Terjadi pada Tubuh Saat Bersedekah

By Intisari Online, Minggu, 16 September 2018 | 14:30 WIB

Intisari-online.com - Lewat tagar #CrazyRichSurabayan di Twitter, banyak warganet yang mengungkapkan pengalaman mereka saat menghadapi para miliarder Surabaya.

Tingkahnya memang unik mengingat banyaknya uang yang mereka miliki. Misalnya saja berobat hingga ke Jepang sampai pesta ulangtahun mengundang artis nasional dan artis internasional.

Namun ada pula yang berbagi pengalaman tentang Crazy Rich Surabaya yang juga gemar bersedekah dan memberi donasi ke yayasan amal.

Baca Juga : Kocak! 10 Meme Twitter #CrazyRichSurabayan tentang Kehidupan Konglomerat Surabaya

Bersedekah selain mendapat pahala ternyata juga bisa membuat kita lebih bahagia loh!

Manusia yang telah berproses ke arah lebih baik pada akhirnya akan menemukan bahwa memberi lebih membahagiakan ketimbang menerima.

Dalam sebuah riset di Amerika Serikat beberapa tahun lalu, sejumlah peneliti mengumpulkan sejumlah orang.

Masing-masing peserta diberi uang AS$5 (sekitar Rp73 ribu).

Baca Juga : Waspada! 6 Gejala Serangan Jantung ini Hanya Terjadi pada Wanita, Salah Satunya Sakit Perut

Mereka diberi 2 pilihan, membelanjakannya untuk diri sendiri atau memberikannya ke orang lain.

Setelah diteliti, grup yang memilih untuk memberikan ke orang lain merasa lebih bahagia.

Apa yang terjadi pada tubuh manusia saat ia berbagi?

Syaraf kesenangan di otak menyala, seolah-olah kita menjadi pihak penerima, bukan pemberi.

Baca Juga : Annisa Eks Cherrybelle Menikah Tanpa Pacaran, Ini 6 Tanda Bahwa si Dia Jodoh Anda Meski Belum Lama Kenal

Hormon endorphin (zat kimia yang berkorelasi dengan rasa senang dan imunitas) dalam tubuh terpacu.

Tubuh melepaskan oksitosin, biasa dikenal sebagai hormon cinta karena sering muncul saat kita berhubungan intim dan efektif meredakan stres.

Kadar oksitosin yang dilepaskan tubuh akan membuat kita makin berempati kepada orang lain dan ini menular (ke pihak penerima). Setidak-tidaknya hingga 2 jam ke depan. 

Itulah kenapa, orang yang menerima kebaikan biasanya ingin membalas kebaikan yang diterimanya atau melakukan kebaikan juga ke orang lain.

Berdasarkan riset, satu pemberian/kebaikan akan menginspirasi banyak kebaikan lain laiknya efek domino.

Orang yang rutin menolong teman/tetangganya memiliki risiko kematian yang lebih rendah dalam periode 5 tahun ketimbang yang tidak.

Orang yang rutin berbagi mempunyai daya tahan tubuh lebih bagus dalam menghadapi penyakit kritis, termasuk HIV dan serangan jantung.

Sekitar 76% orang yang aktif dalam kegiatan sosial mempunyai kesehatan yang lebih bagus dibanding yang tidak.

Sebaliknya dengan perilaku pelit.

Perilaku pelit akan meningkatkan hormon pemicu stres di dalam tubuh.

Baca Juga : Bukan Mafia Amerika, Inilah Gangster-gangster Terbesar Dunia Saat Ini

Sumber: Why Good Things Happen to Good People by Stephen Post, US Bureau of Labor Statistic 2013, Feeling Good About Giving: The Benefit of Self Interested Charitable Behaviour Science  by Anik L, Dunn E, Norton M., Empathy Toward Strangers Trigger Oxcytocin Release and Subsequent Generosity by Barraza J