Penulis
Intisari-online.com - Mungkin banyak di antara Anda yang tak mengenal Nauru, sebuah negeri pulau kecil di Samudera Pasifik.
Nauru hanya memiliki luas 21 kilometer persegi dengan penduduk sekitar 10.000 orang.
Lokasinya amat terpencil sehingga amat sulit ditemukan di peta dunia.
Begitu kecilnya Nauru sehingga seseorang bisa berkendara mengelilingi negeri ini hanya dalam waktu 30 menit.
Baca Juga : Pasukan Israel yang Perkasa Ternyata Pernah Dibikin Babak Belur Tentara Suriah dan Mesir
Namun, sekecil apa pun Nauru, sebagai anggota PBB negeri mini ini tetap memiliki satu suara dalam siang umum organisasi dunia itu.
Hal itulah yang kemudian dimanfaatkan Israel untuk mendukung negeri itu saat PBB akan menerbitkan resolusi soal Yerusalem pada akhir tahun lalu.
Ternyata dua pekan sebelum sidang umum PBB pada 22 Desember 2017 yang membahas masalah Yerusalem digelar, Israel memberikan bantuan berupa sistem pengelolaan air kotor bagi Nauru.
Harian terbitan Israel, Yedioth Ahronoth mengabarkan, Kemenlu Israel menyetujui pembelian mesin pengelolaan air kotor bernilai 72.000 dolar AS tanpa melalui proses tender.
"Nauru adalah negara pulau terkecil di dunia baik dalam hal luas wilayah maupun jumlah penduduk dan memiliki hubungan dekat dengan Israel," demikian Komite Tender Kemenlu Israel seperti dikutip harian Yedioth Ahronoth.
"Presiden Nauru meminta kepada perdana menteri agar diberi bantuan berupa sistem pengelolaan air kotor yang dibutuhkan negeri itu," tambah komite.
"Biaya seluruh proyek ini sudah termasuk ongkos penerbangan, akomodasi, dan biaya hidup tim yang membangun sistem itu, termasuk ongkos kirimnya," lanjut komite.
Lalu apakah langkah bantuan Israel untuk Nauru ini berbuah hasil dalam sidang umum PBB?
Sebanyak 128 negara mendukung resolusi PBB yang menolak langkah AS mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dengan 35 negara memilih abstain.
Artinya, Israel gagal menjegal resolusi PBB itu dan sebagian besar negara di dunia tetap tak mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Meski demikian, terdapat sembilan negara yang menolak resolusi PBB itu, salah satunya adalah Nauru. (Ervan Hardoko/Kompas.com)
Baca Juga : Misteri Kubah Batu Yerusalem: Sumur Jiwa, Pusat Dunia, dan Tempat Disimpannya Tabut Perjanjian