Penulis
Intisari-Onlie.com -Rupiah hari ini mencapai Rp14.820 per dolar AS.
Rupiah bahkan sempat menyentuh angka Rp15 ribu.
Tak jarang banyak orang khawatir terhadap melemahnya rupiah yang bisa berimbas ke harga barang-barang yang menjadi mahal.
Dilansir dari Kompas.com, Ketua Tim Kampanye Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Erick Thohir menilai perekonomian Indonesia saat ini masih dalam kondisi wajar.
Baca Juga : Giliran Filipina Alami Inflasi Tertinggi, Duterte Salahkan Trump
Ia menyatakan situasi perekonomian Indonesia saat ini berbeda jauh dengan krisis ekonomi 1998 meskipun kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat sempat menembus Rp 15.000.
"Saya rasa begini, bahwa kalau kita melihat ekonomi dunia, itu memang sekarang sudah terjadi equilibrium."
"Apakah ekonomi Indonesia dibilang jelek? Tidak."
"Data-data menunjukan 1998 dengan sekarang jauh posisinya, tapi ada equilibrium yang terjadi di dunia," kata Erick di Media Center Tim Kampanye Jokowi-Ma'ruf, Menteng, Jakarta, Jumat (7/9/2018).
Ia pun meyakini tim ekonomi pemerintah mampu menyelesaikan permasalahan ekonomi yang kini mendera Indonesia.
Bila dibandingkan dengan ringgit Malaysia sebenarnya Indonesia mempunyai kekuatan lain yang jauh lebih baik, namun terkesan tidak terlihat atau lebih tepatnya tidak diperhatikan.
Malaysia mempunyai angka 4,15 ringgit per dollar AS.
Bila dilihat dari angkanya jelas 4 lebih baik dari 14.000.
Baca Juga : Kutukan Mantan PM Malaysia: Biaya Hidup Naik, Jual Es Kepal Milo 'Agak Mahal' Malah Masuk Penjara
Namun isu kebangkrutan negaranya nyatanya merambah kemana-mana.
Menteri Keuangan Malaysia Lim Guang Eng menjelaskan total utang Malaysia mencapai 1.087 triliun Ringgit (Rp3.500 triliun) dengan rasionya terhadap PDB lebih dari 60 persen.
Kabarnya utang tersebut berhilir pada kasus mantan Perdana Menterinya (PM) Najib Razak pada skandal mega korupsi 1Malaysia Development Berhad (1MDB).
Sebaliknya Indonesia.
Meski berutang hingga Rp5.000 triliun, rasio jumlah utangnya hanya 29 persen dari PDB.
Dengan ini Indonesia sebenarnya menjadi lebih aman.
Selain itu yang membuat ekonomi Indonesia lebih kuat lagi adalah cadangan minyak.
Shilpa Sharma dari Kurukshetra University menjelaskan dengan detail terkait ini.
Dia menjelaskan bahwa ekonomi dan emas memang berkaitan.
"Mari kita ambil ekonomi, katakanlah, Ekonomi AS."
"Di sana, ketika harga emas tinggi, itu tidak dianggap hal yang baik."
"Ketika harga emas turun, itu jelas berarti ekonomi sedang sehat. Karena itu, para investor memiliki pilihan investasi yang lebih baik daripada hanya emas biasa. Seperti, saham, obligasi, real estat, dll," katanya.
Baca Juga : Pencak Silat Diklaim Malaysia, Kemenpora Indonesia Bantah dengan Bukti Sejarah
Dia menjelaskan mengenai sejarah emas.
Emas telah ditemukan hampir 40.000 tahun yang lalu.
Sebelumnya, emas hanya digunakan untuk perhiasan.
Lama kelamaan itu menjadi tanda bangsawan.
Mesir adalah yang pertama memiliki peradaban emas dan perak lengkap.
Kemudian terjadilah sistem barter.
Karena terlalu banyak kekuranganakhirnya mulailah adanya pengenalan uang.
Namun, emas selalu diterima secara universal. Ini memiliki nilai yang melekat padanya.
"Bahkan sekarang, semua mata uang dinilai dengan jumlah emas yang tetap yang ada di cadangan."
"Ini memastikan bahwa mata uang kertas yang beredar memiliki nilai tetap."
"Dan dengan itu, memastikan kelangsungan hidup mata uang kertas."
Baca Juga : Menteri Keuangan Malaysia Dituduh Korupsi, Menteri Keuangan Indonesia Malah Banyak Prestasi
"Pada 1900, AS memiliki 90% uang sebagai mata uang kertas. Semuanya berubah setelah perang dunia, ketika AS menjadi negara pertama yang kembali memakai emas."
"Selama Depresi Besar, mereka memiliki Undang-Undang Cadangan Emas di mana kepemilikan pribadi atas emas dilarang."
"Tetapi kemudian, dolar menjadi dominan. Dan tindakan itu dihapus pada tahun 1975."
Bagaimana dengan cadangan emas Indonesia dibandingkan dengan Malaysia?
Cadangan Emas di Indonesia rata-rata 82,99 Ton dari tahun 2000 hingga 2018.
Cadangan mencapai puncak tertinggi sepanjang masa dari 96,45 Ton pada kuartal kedua 2000 dan rekor terendah 73,09 Ton pada kuartal keempat tahun 2006.
Sedangkan cadangan Emas di Malaysia rata-rata hanya 36,56 Ton dari 2000 hingga 2018.
Mencapai puncak tertinggi sepanjang masa 38,57 Ton pada kuartal pertama 2017 dan rekor terendah 35,46 Ton pada kuartal pertama 2014.
Indonesia sendiri mengutip daritradingeconomics.com, mempunyai cadangan emas yang masu 20 besar.
Untuk jelasnya bisa dilihat dari gambar di bawah ini:
Nah jadi ternyata banyak faktor yang membuat ekonomi Indonesia tetap kuat. (Intisari-Online.com/Adrie P. Saputra)