Menapak Jejak Ratu Kidul Tanpa Kaus Merah dan Hijau

Moh. Habib Asyhad

Penulis

Paket wisata dengan mendatangi tempat-tempat yang lazim, di antaranya yang mengandung legenda yang hidup di masyarakat.

Intisari-Online.com – Ini mungkin bisa dibilang paket wisata kemasan baru.

Objek-objek wisata yang didatangi agak-tak lazim, yakni situs-situs kuno, termasuk tempat-tempat yang mengandung legenda yang hidup di masyarakat dan belum dijamah wisatawan.

Berikut ini tulisan Riant Nugroho, seperti pernah dimuat di Majalah Intisari edisi September 1994.

Paket tersebut dikelola oleh seorang muda, Bimo Nimpuno (32). Konon, paket ini untuk memperkenalkan lebih dalam budaya sendiri kepada generasi muda, terutama yang hidup di kota.

Contoh perjalanan antara lain kegiatan menelusuri lokasi yang berkaitan dengan legenda Nyai Roro Kidul.

Baca Juga : Nyai Roro Kidul Sering Dipercaya Sebagai Wakil Tuhan yang Tak Kasat Mata

Kunjungan wisata ini mencakup masuk ke kamar 308 di Samudera Beach Hotel, pergi ke sebuah tanjung tempat pertemuan Sang Ratu dengan raja-raja Jawa, juga ke Pekrosian, sebuah tanjung tempat- Nyai Roro Kidul yang dulunya bernama Dewi Kadita, putri Prabu Siliwangi, menceburkan diri ke laut.

Perjalanan juga sampai ke Karang Hawu, yang dipercaya penduduk sebagai pesanggrahan Nyai Roro Kidul dan ibunya, Dewi Mayangsari.

Perjalanan wisata tanpa baju merah dan hijau ini juga mengunjungi Gua Rawa Kalong yang dihuni ± 1 juta kelelawar. Tapi, harap hati-hati kalau mengunjunginya.

Kelelawar tersebut keluar pada pukul 17.00 dan lewat kepakan sayapnya berjatuhanlah kutu-kutunya yang membuat tubuh kita gatal-gatal.

Baca Juga : Nyai Roro Kidul, Sang Ratu Demit yang Dipercaya Benar-benar Ada, Bukan Dalam Alam Khayal Semata

Sementara kunjungan juga diteruskan ke gua lain yang konon bisa tembus ke Cirebon.

Kata sang juru kunci, tahun 1932 pernah ada dua orang sakti yang tembus ke Cirebon dengan membawa bekal 15 kaleng minyak.

Bagi Bimo sendiri paket di atas merupakan paket pembukaan.

la sudah melakukan survai sejak tahun 1988 dan telah menemukan 100 candi di Jawa yang belum tersentuh.

Bersama timnya, yang terdiri atas sejumlah arkeolog, astronom, dan ahli komputer, ia bermaksud mengangkat wisata arkeo tersebut sehebat Mesir dan Peru.

Bagi yang suka petualangan, wisata yang direncanakan diadakan dua kali setahun ini cukup menantang.

"Soalnya, banyak yang aneh, yang tidak kita tahu," komentar Ramon, salah seorang peserta.

Anda berminat?

Baca Juga : Nyai Roro Kidul, Sosok Rekaan Panembahan Senopati dalam Babad Tanah Jawi

Artikel Terkait