Find Us On Social Media :

Dari 'Lahir Telanjang' Hingga 'Kutu Busuk', Arti Nama Orang-orang Belanda Ini Bikin 'Senewen' Pemiliknya Sendiri

By K. Tatik Wardayati, Sabtu, 8 September 2018 | 16:00 WIB

Intisari-Online.com – Lima tahun yang lalu, (tulisan ini dimuat Desember 1973 – Red), warga negara Indonesia keturunan asing, khususnya keturunan Tionghoa, diberi kesempatan mengganti namanya.

Tulisan berikut ini dibuat oleh Siswadhi dan dimuat di Majalah Intisari edisi Desember 1973, dengan judul asli Juga Belanda Rame-rame Ganti Nama.

Di antaranya tidak sedikit yang memilih nama-nama yang tidak lazim kedengarannya. Umpamanya saja: Nagaria. Ternyata, orang Belanda pun banyak yang mempunyai nama aneh. Untuk menggantinya perlu biaya.

Setelah menaklukkan negara-negara tetangganya, Napoleon memerintahkan rakyat yang berada di bawah kekuasaannya untuk memiliki nama keluarga. Nama-nama itu dicatat resmi pada catatan sipil untuk seterusnya dipakai juga oleh keturunannya. Negeri Belanda tidak luput dari peraturan ini.

Baca Juga : Terlanjur Lahir dalam Mobil saat Menuju Rumah Sakit, Semua Bayi Kembar 3 Ini Diberi Nama Avanza

Entah karena karena kesal,  entah karena acuh tak acuh atau mungkin sebagai tanda perlawanan, banyak kepala keluarga Belanda masa itu memilih nama yang ganjil-ganjil, bahkan yang jorok-jorok.

Ada yang menyatakan orang Belanda masa itu memiliki rasa humor, tetapi rasa humornya itu barangkali agak kampungan untuk selera sekarang sehingga banyak di antara keturunannya menderita akibat nama mereka.

Dewasa ini ada ratusan orang Belanda yang bernama seperti Naaktgeboren (lahir telanjang), Kippenbroek (celana ayam), Luis (kutu busuk), Poepaard (dari 'poep’, tahi), Platvoet (telapak kaki datar), Smalbil (pantat sempit), Scheejhals (leher miring), Sukkel (lamban), Tietjes (tetek), Uytdebroek (lepas dari celana), bahkan Geilman (cabul), dan masih banyak lagi.

Kalau Anda tidak percaya, silakan  membuka salah satu buku telepon kota Amsterdam misalnya.

Baca Juga : 'Jenglot' Asal Jepang ini Bernama Okiku, Rambutnya Bisa Bertambah Panjang Tiap Tahun

Apakah orang-orang itu dan keturunannya akan terkutuk selamanya oleh lelucon nenek moyangnya yang hidup di zaman Napoleon? Tidak! Pemerintah Belanda memberi kesempatan kepada mereka untuk mengganti nama mereka dengan yang lebih pantas didengar.

Namun temyata sebagian mundur teratur, sebab biayanya mahal. Sampai dengan tahun 1971 zegelrecht (biaya meterai)-nya masih f500.

Keluarga-keluarga yang tidak mampu membayar sekian lantas mencari akal bulus. Misalnya dengan mengucapkan secara lain dan dengan menambahkan tanda baca. Namun, tidak semua nama bisa diubah semudah itu.