Find Us On Social Media :

Ingin Membeli Asuransi Penyakit Kritis? Perhatikan Hal-hal Berikut Ini supaya Tidak Salah Sasaran

By Moh Habib Asyhad, Senin, 29 Mei 2017 | 14:00 WIB

Asuransi penyakit kritis

Intisari-Online.com – Survei yang dibuat oleh Kementrian Kesehatan menunjukkan bahwa penyakit tidak menular seperti struk, jantung, TBC, hipertensi, dan penyakit paru-paru kronis menjadi penyebab kematian utama di Indonesia.

Pada 2014, sebanyak 71% kematian disebabkan oleh penyakit yang berhubungan dengan gaya hidup sedangkan prediksi di tahun 2030 akan mencapai hingga 87%.

(Baca juga: Mengharukan, Pengemis yang Pandai Berbahasa Inggris Itu Ternyata Mantan Dosen)

Lepas dari jaminan sembuh atau tidak, dengan punya asuransi penyakit kritis, paling tidak kita tidak pusing soal biaya.

Tapi sebelum membeli asuransi jenis ini, pastikan kita memperhatikan beberapa hal. Pertama-tama, penyakit apa saja yang dilindungi oleh asuransi itu, supaya tidak salah sasaran.

Calon pembeli seringkali bingung dalam memilih produk. Terutama untuk penyakit kritis, karena banyak yang ditawarkan. Baik jumlah penyakit maupun jenisnya.

Padahal menurut Novita J. Rumngangun (49), Chief Marketing Manulife Indonesia, semua itu hanyalah marketing gimmick alias alat pemasaran semata.

“Calon nasabah harus benar-benar  jeli membacanya,” tuturnya.

Contohnya, ada perusahaan yang memberikan proteksi 50 penyakit kritis, sementara perusahaan lain hanya memberikan 3.

Padahal, jika calon nasabah jeli, belum tentu produk yang memberikan proteksi lebih banyak lebih bagus dari produk yang memberi proteksi sedikit.

Bisa saja setelah diperhatikan secara detail, produk yang memberikan proteksi hanya 3 penyakit, salah satunya adalah seluruh kanker.

Sementara yang memberikan proteksi 50 penyakit, ternyata memperinci daftar penyakitnya. Jadi seandainya terkena penyakit yang tidak ada dalam daftar  spesifik itu, kita tidak bisa mengklaim asuransinya.