Find Us On Social Media :

Ibu Muda Pura-pura Bersedih Saat 2 Bayinya Tewas, namun Internet Akhirnya Membongkar Kejahatannya

By Adrie Saputra, Senin, 3 September 2018 | 18:15 WIB

Intisari-Online.com - Seorang wanita dari Alaska dituduh membunuh dua anaknya dengan selang waktu hampir dua tahun secara terpisah.

Stephany Lafountain memanggil layanan darurat Fairbanks pada November 2017.
 
Dia mengatakan bahwa anaknya yang berusia 13 bulan tidak bernapas. 
 
Satu jam sebelumnya, polisi terkejut setelah menemukan pencarian internetnya memuat jejak kekejaman seperti: cara-cara untuk mati lemas, cara-cara untuk membunuh manusia tanpa bukti, dan cara pembunuhan sempurna.
 
 
Anak itu dilarikan ke rumah sakit tetapi meninggal empat hari kemudian.
 
Saat menyelidiki, polisi menemukan bahwa pada September 2015, Lafountain juga telah meminta bantuan ketika putrinya yang berusia 4 bulan yang juga seorang gadis tidak bernapas. 
 
Kematian bayi itu tidak diselidiki sebagai pembunuhan pada saat itu, tetapi kemiripan dalam dua kasus itu menyebabkan pihak penyelidik curiga dan memperluas penyelidikan, kata polisi dalam siaran pers.
 
"Ini merupakan tragedi yang tak terbayangkan," kata Kepala Polisi Fairbanks Eric Jewkes pada konferensi pers. 
 
"Dua bayi dibunuh oleh ibu mereka. Bagaimana kami bisa membayangkan itu?"
 
Lafountain, 23, ditangkap pada hari Kamis dan dituntut dengan pembunuhan tingkat pertama dan kedua dari kedua anak itu, yang diidentifikasi oleh polisi hanya sebagai CP dan JL.
 
Seorang pembela yang tidak dikenal ditunjuk untuk mewakili dia, menurut status kasus yang diposting secara online.
 
 
JL meninggal pada tahun 2017 karena kekurangan pasokan oksigen ke otak, dan CP, yang ayahnya berasal dari hubungan sebelumnya, memiliki gejala yang serupa yaitu mati lemas, kata polisi. 
 
Hasil otopsi menunjukkan bahwa kedua anak itu sepenuhnya sehat, tanpa kelainan genetik, tidak ada penyakit, dan tidak ada cedera.
 
Dalam proses investigasi sembilan bulan mereka, polisi menemukan bahwa satu jam sebelum meminta bantuan dalam insiden terbaru, jejak pencarian internet Lafountain benar-benar tak terbayangkan.
 
Bahkan ada pencarian seperti: 16 langkah untuk membunuh seseorang dan tidak tertangkap.
 
 
Ayah JL berada di militer dan dikerahkan ketika Lafountain memanggil layanan darurat pada pukul 18.24 pada 20 November 2017.
 
Wanita itu juga dilaporkan menelepon keluarga ayah, yang mencoba menyadarkan anak itu.
 
Jewkes berterima kasih kepada keluarga karena bersabar dan tabah selama sembilan bulan guna keperluan penyelidikan kasus tersebut dan menangkap Lafountain. (Intisari-Online.com/Adrie P. Saputra)