Penulis
Intisari-Online.com – Gelaran Asian Games 2018 berakhir pada Minggu 2 September 2018.
Banyak cerita yang mewarnai pesta olahraga terbesar se-Asia ini, datang dari para atlet, pendukung, dan lain sebagainya.
Sayang, cerita kurang menyenangkan dialami atlet skateboard perempuan berusia 16 tahun asal Malaysia.
Dikutip dari World of Buzz (30/8/2018), baru-baru ini ia mendapatkan kecaman keras di media sosialnya karena tampil buruk di Asian Games 2018 pada Rabu (29/8/2018).
BACA JUGA:Indonesia Masuk 4 Besar Klasemen Asian Games 2018, Malaysia Hanya Nangkring di Peringkat ke-14
Fatin Syahirah Roszizi adalah salah satu wakil Malaysia di cabang olahraga tersebut, ia menerima komentar negatif dari netizen Malaysia yang tak terhitung jumlahnya.
Bahkan netizen juga menyerbu instagram pribadinya, ada yang mengatakan ia adalah "aib bagi kontingen nasional" dan "buang-buang waktu dan uang."
Kecaman yang begitu buruk ia terima membuatnya sampai harus menghapus akun instagram pribadinya, dan hanya meninggalkan instastory berisikan permintaan maaf.
"Maaf (Diikuti bendera Malaysia)," tulisnya.
Dalam sebuah wawancara dengan mStar, terungkap Fatin mengalami cedera ligamen di pergelangan kaki kirinya sebelum kompetisi.
Sedihnya, cedera itu membuatnya harus mengurangi porsi latihannya selama 2 bulan.
"Saya jatuh dan cedera pergelangan kaki kiri saya selama latihan di Palembang," katanya.
Kurangnya latihan dan kegelisahan ekstrem yang ia rasakan sebelum kompetisi adalah alasan mengapa Fatin gagal tampil baik.
Ditambah lagi, komentar dengki yang ia terima secara online telah menghancurkan semangatnya sepenuhnya.
"Saya merasa sangat tertekan oleh komentar," ujarnya.
Di sisi lain, komunitas skateboard lokal telah menunjukkan dukungan besar untuk Fatin.
Rekan skateboard Ahmad Fadzil Musa, atau lebih dikenal sebagai Pa'din Musa, memposting pesan di Instagram mengatakan dia telah "melakukannya dengan baik meskipun dia gugup".
Semoga ini menjadi kasus terakhir dari cyberbullying.
Apalagi Fatin masih muda dan masa depannya masih panjang sehingga semangat dan dukungan untuk memperbaiki penampilan lebih dibutuhkan dibandingkan dengan bully-an.
BACA JUGA:Proyek Kereta Malaysia Kacau, Kereta Indonesia Malah Makin Mewah