Find Us On Social Media :

Kenapa ‘Uang Haram’ Bisa dengan Mudah Habis Tak Tersisa?

By Ade Sulaeman, Kamis, 25 Mei 2017 | 21:30 WIB

Kisah Pedagang Minyak dan Koin Emas

Sang ayah kembali memintanya untuk membuangnya ke sumur. Anak laki-laki itu dengan mudah melakukannya lagi.

Lagi-lagi sang ayah mengatakan pada anaknya bahwa koin emas itu tidak diperoleh anaknya.

Ia kemudian mengirim putrinya ke rumah mertuanya. Ia kembali meminta anaknya untuk pergi keluar dan mengancam lagi bila ia tidak memiliki sesuatu maka tidak mendapatkan makan malam.

Kali ini tidak ada yang membantunya keluar. Anak laki-laki itu terpaksa pergi ke pasar untuk mencari pekerjaan.

Salah satu pemilik toko mengatakan kepadanya bahwa ia akan membayar dua koin jika membawa kopernya ke rumahnya.

Anak laki-laki itu tidak bisa menolak dan basah kuyup saat ia menyelesaikan pekerjaannya.

Kakinya gemetar, leher dan punggungnya sakit. Ada ruam di punggungnya.

Saat ia kembali ke rumah dan menyerahkan dua koin kepada ayahnya dan diminta untuk melemparkannya ke dalam sumur, anak laki-laki yang ketakutan itu hampir berteriak.

Ia tidak bisa membayangkan membuang uang yang diperolehnya dengan susah payah.

Ia berkata di tengah isaknya, “Ayah! Seluruh tubuh saya terasa sakit. Punggung saya tergores dan ayah meminta saya untuk membuang uang itu ke sumur?”

Saat ini sang pengusaha kaya itu tersenyum. Ia mengatakan kepada anaknya bahwa seseorang merasakan sakitnya jika hasil kerja kerasnya terbuang sia-sia.

Anak laki-laki itu sekarang menyadari nilai kerja keras. Sang ayah akhirnya menyerahkan kunci tokonya pada anaknya dan berjanji untuk membimbingnya melewati sisa hidupnya.