Find Us On Social Media :

Ratu Belanda Disebut Ningrat yang Paling Merakyat, Ini Asal Mula Julukan Tersebut

By K. Tatik Wardayati, Minggu, 2 September 2018 | 12:00 WIB

Intisari-Online.com – Dari banyak raja atau ratu yang ada di muka Bumi saat ini, Ratu Belanda bisa dibilang termasuk yang merakyat. Bahkan sejak Ratu Beatrix, setiap tahun ada jadwal khusus untuk mengunjungi rakyatnya.

Sifat kerakyatan ratu ini bermula dari Ratu Juliana (1909 - 2004), yang menerima tahta kerajaan dari Ratu Wilhelmina pada 4 September 1948.

Pemilik nama lengkap Louise Emma Marie Wilhelmina ini lahir pada 30 April 1909 di Den Haag.

la merupakan ratu yang bersentuhan aktif dengan proses penyerahan kedaulatan Indonesia dari pemerintah Belanda kepada pemerintah Indonesia di bawah pimpinan Soekarno-Hatta pada 27 Desember 1949.

Baca juga: Sebagai Negara Jajahan, Seistimewa Apakah Perlakuan Rakyat Indonesia Dulu kepada Raja-Ratu Belanda?

Karakter kerakyatannya itu tidak datang begitu saja. Semasa mahasiswi di Universitas Leiden, Juliana aktif di berbagai organisasi kemahasiswaan dan hidup bebas.

Adalah hal biasa baginya untuk berenang di Pantai Katwijk, ikut masa perploncoan, ikut regu dayung kampus, atau naik kereta api bolak-balik Katwijk - Leiden sekadar senang-senang.

Tahun 1930 Juliana lulus dari Universitas Leiden dan tanggal 7 Januari 1937 menikah dengan seorang bangsawan Jerman, Pangeran Bernhard van Lippe-Biesterfeld.

Kesenangan Juliana akan suasana kebebasan, jauh dari protokol istana, tetap berlanjut saat ia menjadi Ratu Belanda. Maka, tak heran bila tingkahnya kerap menimbulkan kejadian lucu.

Baca juga: Di Tengah Gencatan Senjata, Belanda Hampir Saja Melakukan Agresi Militer Ketiga

Kalau telepon berdering di istana, sering Juliana menerima sendiri teleponnya dengan memperkenalkan diri sebagai resepsionis. Ia berharap bisa bercakap dengan rakyatnya secara bebas.

Pada suatu kesempatan, Ratu Juliana secara spontan menelepon sebuah rumah satu keluarga di Amsterdam. Ketika gagang telepon di seberang sana di angkat, Ratu Juliana berkata, "Saya Juliana, Ratu Belanda, bolehkah saya mampir ke rumah Anda?"

Juliana melakukan semuanya itu untuk dapat dekat dengan rakyat biasa, sesuai kebebasan ala masa mahasiswinya di Leiden. Tak cuma itu, pada setiap hari ulang tahunnya, Ratu Juliana juga membuka pintu istana untuk menerima rakyatnya.