Find Us On Social Media :

Digadang-gadang Jadi Penyelamat dari Krisis, Mata Uang Digital Venezuela Malah Jadi 'Benda Gaib'

By Adrie Saputra, Jumat, 31 Agustus 2018 | 12:00 WIB

Kementerian Informasi tidak membalas email yang meminta komentar.

Maduro menambahkan kebingungan bulan ini dengan mengumumkan bahwa gaji, pensiun dan nilai tukar mata uang Venezuela yang hancur, bolivar, sekarang dipatok ke petro.

Langkah itu menimbulkan kebingungan di jalan-jalan di Venezuela dan di antara para ekonom dan ahli cryptocurrency yang mengatakan penambatan petro-bolivar tidak bisa dijalankan.

"Tidak ada cara untuk menghubungkan harga atau nilai tukar ke token (Petro), tidak ada cara untuk mengetahui apa yang sebenarnya dijual," kata Alejandro Machado, seorang ilmuwan komputer Venezuela dan konsultan cryptocurrency yang telah mengikuti petro.

Kekacauan itu menambah keputusasaan dan disorganisasi yang mencengkeram pemerintahan Maduro ketika Venezuela menghadapi krisis.

Petro itu seharusnya membantu pemerintahannya mengatasi hiperinflasi yang membuat bolivar tidak berharga.

Baca juga: Harga Kondom Jutaan Rupiah, Berhubungan Intim dengan Aman Jadi 'Kemewahan' bagi Warga Venezuela

Cryptocurrency harusnya memungkinkan operasi keuangan dilakukan secara anonim, itu memungkinkan Venezuela menghindari sanksi keuangan AS dan meningkatkan mata uang.

Pemerintah mematok nilai petro ke harga satu barel minyak Venezuela - saat ini sekitar 66 dolar AS (Rp975 ribu) dan berjanji untuk mendukungnya dengan cadangan minyak mentah yang terletak di daerah seluas 380 kilometer persegi (sekitar 147 mil persegi) di sekitar kota Atapirire.

Presiden AS Donald Trump pada Maret melarang Amerika membeli atau menggunakan petro.

Kunjungan oleh Reuters ke daerah sekitar kota Atapirire, menunjukkan sedikit aktivitas industri minyak.

Satu-satunya rig yang terlihat adalah mesin kecil dan tua yang dipasang bertahun-tahun lalu.

Beberapa ditinggalkan dan ditutupi gulma. (Intisari-Online.com/Adrie P. Saputra)