Glaukoma, si Pencuri Penglihatan yang Wajib Selalu Diwaspadai

Ade Sulaeman

Penulis

Lensa Kontak Khusus Glaukoma

Intisari-Online.com - Jikaterjadi kebutaan akibat tekanan bola mata yang tinggi, maka glaukoma yang jadi pelakunya.

Saraf mata tidak mampu menoleransi tekanan bola mata yang tinggi tersebut sehingga terjadilah kerusakan saraf langsung.

(Baca juga: Inilah Jenis-Jenis Glaukoma 'Si Pencuri Penglihatan' yang Perlu Kita Ketahui)

Rusaknya saraf juga bisa terjadi secara tidak langsung, yaitu karena tekanan bola mata menghambat aliran darah yang mengantarkan nutrisi pada mata.

Kabar buruknya kondisi saraf mata yang rusak tak bisa diperbaiki lagi. Itulah sebabnya glaukoma disebut si pencuri penglihatan.

Sayangnya, kata dr. Zeiras Eka Djamal, SpM, dari Jakarta Eye Center Kedoya, Jakarta Barat, gejala glaukoma tidak begitu signifikan.

Tadinya mata terasa normal dan sehat, namun lama kelamaan penglihatan terganggu.

“Hal ini yang membuat banyak pasien glaukoma yang terlambat untuk ditangani, saat diperiksa baru ketahuan kalau saraf matanya sudah rusak,” ungkapnya lagi.

(Baca juga: Kabar Baik! Ilmuwan Berhasil Bikin Implan Retina Buatan yang Bisa Kembalikan Penglihatan yang Hilang)

Sama seperti gejalanya yang tidak kentara, kita juga tidak bisa mengukur atau mengetahui tekanan bola mata secara kasat mata.

Artinya tidak ada tanda-tanda fisik yang menandai abnormalnya tekanan mata seseorang. Karena itu, Zeiras sangat menyarankan untuk rutin melakukan pemeriksaan mata.

Deteksi dini akan sangat membantu pencegahan dan pengendalian glaukoma.

Khususnya bagi orang yang berusia di atas 40 tahun karena umumnya glaukoma menyerang di atas usia tersebut.

Sebaiknya rutin cek tekanan bola mata dua tahun sekali.

Namun khusus untuk orang yang memiliki faktor risiko glaukoma, wajib melakukan cek tekanan bola mata sekali dalam setahun.

Faktor risiko glaukoma terdapat pada mereka yang memiliki riwayat keluarga penderita glaukoma (faktor genetik).

(Baca juga: Penglihatan Kabur, Salah Satu Tanda dari Tekanan Darah Rendah)

Selain itu, penderita diabetes memiliki risiko glaukoma karena gangguan pembuluh darah akibat diabetes juga biasasanya merambat ke pembuluh darah di mata.

Khusus pada mata, jika terjadi gangguan vaskularisasi, dapat menimbulkan munculnya pembuluh darah-pembuluh darah halus yang tidak pada tempatnya.

Kemudian berkembang di sudut bola mata dan menghambat jalan keluar cairan bola mata. Akibatnya tekanan bola mata meningkat dan terjadilah glaukoma.

Optik-optik besar biasanya sudah memiliki alat pemeriksaan tekanan bola mata atau pemeriksaan tekanan bola mata langsung pada dokter spesialis mata juga bisa dilakukan.

Artikel Terkait