Intisari-Online.com – Ini terjadi waktu untuk pertama kalinya saya naik bis umum di Caracas Venezuela. Pengalaman Berto Suwarno ini dituliskannya di Majalah Intisari edisi Mei 1975.
Waktu ingin turun saya mengatakan: "Stop". Tapi supir bis tetap tidak mau memberhentikan kendaraannya. Tak lama kemudian terdengarlah tiga kali tepukan tangan oleh salah seorang penumpang, maka dengan segera berhentilah bis tersebut.
Demikianlah cara penumpang di Venezuela untuk minta supir bis memberhentikan kendaraannya; dan tentu saja ditempat yang sudah ditentukan.
Naik subway di New York ialah membeli token seharga 35¢ dan di masukkan ke dalam kotak di depan pintu masuk.
Baca juga: Negaranya Dilanda Krisis, Anak Muda Venezuela Pilih Mengungsi dan Tinggalkan Orangtua Mereka, Miris!
Setelah itu palang pintu kita dorong ke dalam dan terbukalah. Tapi lain halnya di 33rd street di Manhattan, juga di New York City. Waktu saya memasukkan token ke dalam kotak, temyata palang pintu tak terbuka.
Saya masukkan satu lagi, sampai lima token habis saya masukkan juga belum mau terbuka. Tiba-tiba seorang polisi datang dan bertanya bahwa apakah saya pendatang baru. Kujawab "Ya".
Polisi. menerangkan bahwa di setasiun ini setiap penumpang subway harus memasukkan uang kontan 30¢ ke dalam kotak, bukannya token. Saya tanyakan, "Mengapa demikian, disini ‘kan masih kota New York."
Jawab polisi, "Sekalipun 33rd street di kota New York, tetapi setasiun ini adalah milik negara bagian New 33rd street — Hoboken — Jersey City."
Baca juga:Alami Krisis Ekonomi, Wanita Venezuela Terpaksa Jadi PSK
Kali ini juga saya alami di depan setasiun subway, Hoboken New Jersey. Saya bermaksud menukarkan uang selembar satu dolar dan dimasukkan ke dalam satu kotak.
Beberapa kali uang saya masukkan, setiap kali segera disentak keluar oleh si kotak tersebut.
Salah seorang nyeletuk: "Baru datang bung!". Diterangkannya bahwa memasukkan gambar Presiden George Washington tidak boleh terbalik.