Find Us On Social Media :

Baik dalam Latihan Maupun Peperangan Sesungguhnya, Risiko Gugur Seorang Tentara Tak Ada Bedanya

By Ade Sulaeman, Kamis, 18 Mei 2017 | 15:30 WIB

Persiapan menembakkan meriam

Intisari-Online.com - Jika pasukan TNI sedang menggelar latihan perang baik yang berlangsung di darat, air maupun udara ada satu pemandangan yang cukup menyolok.

Yakni adanya satu atau beberpa unit mobil ambulans lengkap dengan awaknya yang selalu siaga.

(Baca juga: Latihan Tembak Meriam di Natuna, 4 Anggota TNI Tewas dan 8 Orang Terluka)

Sebelum semua tentara latihan perang satu-persatu dicek kesehatannya oleh tim medis, khususnya tekanan darah.

Jika ada personel militer yang ketahuan sedang bermasalah dengan kesehatan, ia akan dilarang ikut latihan.

Demikian juga semua persenjataan, mulai dari senjata ringan hingga berat, seperti meriam lapangan, semua diperiksa terlebih dahulu.

Tidak boleh ada persenjataan yang bermasalah yang akan digunakan dalam latihan perang.

Pasalnya baik dalam latihan maupun perang, risiko seorang prajurit bisa gugur adalah sama.

(Baca juga: Prinsip Zero Accident dan Daftar ‘Kecelakaan’ saat Latihan yang Merenggut Nyawa Prajurit TNI)

Apalagi meskipun prosedur cek dan ricek terhadap personel dan persenjataan sudah dilakukan secara maksimal, ternyata tetap terjadi kecelakaan.

Seperti kecelakaan yang menimpa para prajurit Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) Kostrad yang sedang latihan di Natuna dan berakibat pada gugurnya empat prajurit serta puluhan lainnya luka-luka.

Kecelakaan akibat peluru meriam yang ditembakkan tidak meluncur ke sasaran tapi malah jatuh di sekitar operator sebenarnya bukan kecelakaan yang pertama kalinya bagi para prajurit TNI yang sedang latihan.