Penulis
Intisari-online.com - Untuk membalas serang rudal made in Iran yang kerap ditembakkan pemberontak Houthi dari Yaman, Arab Saudi kerap melancarkan serangan udara menggunakan jet-jet tempur F-16 dan F-15.
Serangan udara Arab Saudi sebenarnya ditujukan untuk menghancurkan pangkalan-pangkalan rudal Houthi meski serangan udara itu juga kerap menghantam pemukiman warga sipil.
Pemberontak Houthi dukungan Iran, tujuan utamanya adalah menumbangkan pemerintah Yaman dan menggantikannya sebagai negara dengan sistem pemerintahan Islam Syiah ala Iran.
Arab Saudi sebagai tetangga Yaman, jelas merasa terancam dengan ulah pemberontak Houthi dan berusaha keras membantu Yaman.
Pemberontak Houthi sendiri yang kerap mendapat serangan udara dari Arab Saudi tidak mau tinggal diam.
Baca juga:Monarki Inggris Memang Kaya Raya, tapi Kekayaan Keluarga Kerajaan Arab Saudi 16 Kali Lipatnya
Mereka terus melancarkan serangan rudal meski Arab Saudi bisa menangkisnya menggunakan rudal Pattiot II buatan AS.
Tapi selayaknya pasukan yang bertempur secara gerilya, para sniper pemberontak Houthi kadang berhasil menembaki pasukan Arab Saudi di perbatasan.
Tidak hanya itu dengan menggunakan motor-motor trail, pemberontak Houthi kadang juga berhasil menyusp ke perbatasan dan menembaki pasukan Arab Saudi sehingga menimbulkan korban.
Misalnya saja pada 28 Mei 2018, dua tentara Arab Saudi tewas setelah disergap gerilyawan Houthi di perbatasan Arab Saudi-Yaman.
Pada 16/7/2018, serangan Houthi yang dilancarkan terhadap pasukan Arab di perbatasan Arab Saudi -Yaman, mengunakan sepeda motor dan peluncur granat bahkan telah mengakibatkan puluhan tentara Arab Tewas.
Untuk menghadang serangan gerilyawan Houthi di perbatasan, pasukan Arab Saudi tidak hanya mengerahkan sniper dan gempuran senapan mesin berat, tapi juga mengerahkan senjata berupa peluncur rudal panggul antitank buatan Korsel, yakni Raybolt.
Sebagai rudal antitank yang bisa menghantam sasaran secara akurat pada jarak 2,5 km dengan pemandu sinar infarmerah, Raybolt memang cocok untuk menghancurkan tank.
Tapi tentara Arab Saudi yang sudah sangat berang terhadap para gerilyawan Houthi yang kerap menyerang menggunakan sepeda motor, akhirnya menggunakan Raybolt untuk melawannya.
Maka bisa dibayangkan Raybolt yang seharusnya untuk mengahncurkan tank dan kendaraan berat lainnya itu ketika digunakan untuk menghantam gerilayawan Houthi bersepeda motor akibatnya sangat mengerikan bin sadis.
Pasalnya setiap pemberontak Houthi bermotor trail pasti akan hancur berkeping-keping ketika dihantam rudal antitank yang meluncur dari Raybolt.