Find Us On Social Media :

Alami Krisis Air karena Kekeringan, Warga Gunungkidul Rela Menunggu Lama Demi Air Keruh Sisa Telaga

By Intisari Online, Rabu, 29 Agustus 2018 | 09:15 WIB

Intisari-Online.com - Kekeringan yang terus terjadi di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, menyebabkan masyarakat di dusun Ngricik, Desa Melikan, Kecamatan Rongkop, harus membuat sumur kecil di telaga Banteng yang sudah mengering sejak beberapa bulan terakhir.

Dari pantauan Kompas.com di telaga Banteng yang menyisakan tanah kering yang mulai retak karena tidak ada hujan sejak lima bulan terakhir. Ada sekitar 10 lubang dengan diameter 15 cm, dan kedalaman sekitar 50 cm.

Dari jumlah itu, hanya ada 1 lubang yang memiliki air, itupun airnya tidak begitu banyak. Disekitar lubang, ada tiga ember ukuran 5 liter dan dua buah ember ukuran 10 liter. Air yang ada di dalam ember pun terlihat sedikit kecoklatan.

Salah satu warga yang memanfaatkan air sisa telaga, Marsidi (56) mengatakan, sejak beberapa minggu terakhir air di sumuran sudah mulai berkurang. Bahkan dalam beberapa hari terakhir harus menunggu sekitar satujam untuk mengumpulkan air bersih satu ember.

Baca juga: Viral Pekerja Bisa Ambil Uang Rp21 Juta dari BPJS, Ini Penjelasan Resmi BPJS

Warsidi memindahkan air yang berada di galian tanah di telaga banteng ke dalam ember yang dia bawa.

Dia terpaksa harus memindahkan air dengan hati - hati karena air yang berada di dalam tanah bisa saja semakin kotor apabila warsidi memindahkan air tersebut secara cepat.

"Sudah sejak beberapa hari ini airnya berkurang, harus menunggu satu jam untuk satu ember. Lumayanlah untuk mengurangi pengeluaran pembelian air,"katanya saat mengambil air di telaga Banteng Selasa (28/8/2018)

Air itu digunakan untuk keperluan sehari-hari misalnya memberi minum ternak, mencuci dan jika air cukup bersih untuk dikonsumsi.

Baca juga: 76 Hari Terkatung-katung di Atlantik Seorang Diri, Kepribadian Callahan Terpecah Dua

"Disini kalau beli air dari tangki swasta Rp130.000, tetapi jika membeli dari tangki bantuan relawan Pak Jokowi (Desa Melikan tahun lalu mendapatkan sebuah tangki dari relawan Jokowi) yang saat ini dikelola desa hanya Rp100.000," jelasnya.

"Keluarga saya berjumlah 5 orang satu tangki hanya bisa digunakan satu bulan jika harus membeli tiap bulannya saya tidak mampu."

Warga lainnya, Winarti (38) menambahkan, sisa air telaga sebagian digunakan untuk campuran air yang dibeli dari tangki swasta.