Penulis
Intisari-Online.com – Tidak dapat dipungkiri bahwa orangtua memiliki peran terbesar dalam membentuk masa depan anak.
Oleh karena itulah menjadi orangtua dan mencontohkan hal yang baik kepada anak bukan hal yang mudah.
Memang, tidak ada orangtua yang sempurna, namun seorang psikolog mengungkapkan bahwa nada suara yang kita gunakan untuk berbicara kepada anak-anak kita bisa menimbulkan dampak jangka panjang yang tidak baik.
Psikolog Ma. Lourdes Carandang menjelaskan bahwa ada empat contoh di mana kita dapat secara tidak sengaja membuat dampak negatif terhadap kehidupan anak kita sendiri, ini dia contohnya:
Membanding-bandingkan Anak Sendiri
Jika salah satu dari anak kita telah mencapai sesuatu yang lebih tinggi dari pencapaian kakak/adiknya, seringkali kita akan mengenalkan anak kita yang itu kepada orang lain dengan menggunakan embel-embel.
Akan tetapi, embel-embel tersebut tidak kita gunakan kepada kakak/adiknya.
Contohnya: “Ini anak perempuanku yang paling pintar, Ayu. Dan ini anakku yang paling bungsu, Budi.” Hal ini jelas tidaklah berimbang.
“Hal seperti itu termasuk jenis bullying halus. Hal itu menghina, dan menjatuhkan anak kita yang lainnya. Inilah yang seringkali tidak disadari orangtua,” ujar Dr. Carandang, seperti yang dikutip dari independent.co.uk.
Anak-anak menyadari hal-hal seperti ini lebih dari yang kita kira.
Menggunakan Label
Julukan-julukan lucu memang terlihat tidak berbahaya, namun jika julukan tersebut terlalu sering digunakan, hal ini bisa melukai sang anak seumur hidupnya.
Hal ini karena sebutan nama dari orangtua akan benar-benar melukai kepercayaan diri sang anak.
Menurut Dr. Carandang, menggunakan label (si malas, si bodoh, si cuek, dsb.) bisa membuat anak memendam perasaan dendam terhadap orangtua, dan membuat percaya bahwa mereka benar-benar malas atau bodoh juga.
Memberi Contoh Bullying
Anak tidak hanya memperhatikan perkataan orangtua, kelakuan dari orangtua pun juga mereka perhatikan.
Jadi, jika anak melihat sang ayah berbicara kasar, atau berbicara dengan nada merendahkan kepada sang ibu, anak akan mulai berpikir bahwa adalah hal yang lumrah bagi pria untuk berbicara seperti itu kepada wanita – dan wanita harus menerima perlakuan itu.
“Ini karena anak membentuk diri mereka seperti orangtua mereka,” ujar Dr Carandang.
Pilih Kasih dalam Hal Disiplin
Meskipun orangtua kita mungkin selalu menyangkalnya, beberapa dari mereka biasanya memiliki anak favorit.
Sering kali jika anak-anak favorit melakukan kesalahan, ia bebas dari hukuman, sementara jika kakak/adiknya melakukan kesalahan yang sama, mereka akan mendapatkan hukuman
Dr. Carandang menekankan, bahwa ketika anak-anak sedang berdebat, sangat penting untuk mendengarkan secara objektif kepada masing-masing anak, agar kita dapat bereaksi dengan adil.
"Apa yang tidak kita lihat adalah bahwa asal usul tingkah laku adalah dari rumah, jadi mari kita sadari bagaimana kita mendisiplin anak-anak kita." tutup Dr. Carandang.