Penulis
Intisari-Online.com – Anda pengemar sushi? Sebaiknya lebih teliti untuk memilih ikan mentah yang akan anda santap itu.
Jangan sampai anda mengalami nasih mengenaskan seperti dialami oleh seorang kakek di Korea Selatan.
Kakek berusia 71 tahun itu harus membayar mahal setelah menyantap sushi yang menjadi kegemarannya.
Telapak tangan dan lengan sang kakek harus diamputasi akibat terkena infeksi bakteri dari ikan mentah.
Baca juga:Jadikan Teras Rumah Sebagai Tempat Paling Nyaman dengan 5 Ide Desain Ini
Dilaporkan kakek itu mengalami masalah pada tangan kirinya 12 jam setelah makan makanan laut mentah.
Telapak tangan dan punggung tangannya melepuh dengan warna kehitaman, serta menjadi sangat sakit.
Dokter mengeluarkan cairan dari lepuhan pada tangan dan membuang jaringan yang terinfeksi.
Setelah itu sang kakek diberi resep obat antibiotika.
Sayangnya, pengobatan itu tidak berjalan baik dan terbentuk borok yang membusuk di tangannya.
Kondisi itu menjadi memburuk sehingga tangan sang kakek harus diamputasi.
Kakek yang tidak beruntung itu kemudian mendatangi dokter di kota Jeonju, sekitar 190 km di selatan Seoul..
Baca juga:Kurs Ringgit Juga Anjlok, Ekonomi Malaysia Melemah, Ekonomi Indonesia Kok Malah Tumbuh Pesat?
Pasalnya, selama dua hari ia mengalami demam dan sangat kesakitan pada tangannya.
Kepada New England Journal of Medicine, kakek itu menjelaskan lepuhan besat pada tangan dan demamnya berkembang dalam waktu 12 jam setelah ia makan seafood.
Lepuhan pada telapak tangannya berukuran 3,5 cm x 4,5 cm, nyaris seukuran bola golf.
Lepuhan lainnya menjalar ke punggung tangan dan lengan bagian bawah.
Dokter mendiagnosa kakek itu terkena infeksi yang disebut vibriosis, akibat bakteri Vibrio vulnificus.
Tidak pelak lagi diagnosis itu menambah masalah kesehatan bagi sang kakek.
Itu karena ia mengidap diabetes tipe 2, tekanan darah tinggi, dan penyakit ginjal stadium akhir yang mengharuskannya cuci darah.
Dilansir dari Mail Online, Selasa (28/8/2018), borok membusuk berkembang meskipun sudah diberi antibiotik dan operasi.
Walaupun dokter telah mengusahakan yang terbaik, mereka mengoperasi tangannya dan memberi dua jenis antibiotik ke dalam pembuluh darah.
Hanya saja kondisi sang kakek kembali memburuk.
Pada tangannya berkembang borok lebih dalam yang menyebabkan necrosis.
Necrosis adalah kematian jaringan hidup yang dapat menyebar dan menyebabkan luka yang tidak bisa diperbaiki lagi.
Orang dengan diabetes khususnya berisiko komplikasi dari borok di kulit.
Kondisi itu terjadi karena terbatasnya aliran darah dan nutrisi di kulit, jadi lama untuk sembuhnya, dan seringkali malah tidak bisa sembuh.
Pada kasus sang kakek, ia terpakas diamputasi 25 hari setelah ia memakan seafood.
Tindakan itu dilakukan untuk menghentikan menyebarnya jaringan yang membusuk.
Kasus Vibriosis mempengaruhi sekitar 80.000 orang Amerika setiap tahunnya, satu kasus per 4.000 orang.
Kebanyakan orang terinfeksi setelah makan seafood mentah yang terkontaminasi, seperti tiram, kerang-kerangan atau terpapar dari air laut yang mengandung bakteri.
Orang yang sehat biasanya akan sembuh dalam beberapa hari saja.
Sementara pasien yang sistem daya tahan tubuhnya lemah, sepeti sang kakek dengan penyakit ginjal, lebih berisiko infeksi dan komplikasi.
Baca juga:Suku Toda Hanya Mengakui 'Ayah Sosiologis' Bukan 'Ayah Biologis', Ini Maksudnya