Find Us On Social Media :

Suriah-Rusia akan Menghabisi Pemberontak, Pasukan AS Siap Menghadang, akankah Perang Dunia III Pecah?

By Agustinus Winardi, Selasa, 28 Agustus 2018 | 18:00 WIB

Intisari-Online.com - Pasukan pemerintah Suriah di bawah pimpinan Presiden Bashar al Assad yang didukung Suriah-Iran-Turki, bersiap melancarkan gempuran terakhir terhadap pasukan pemberontak yang bertahan di kota Idlib.

Seperti dilaporkan Cnn.com pada Senin (27/8), menurut intelijen militer AS, ribuan pasukan elite Suriah telah bersiaga di sebelah selatan Idlib. Mereka siap melancarkan serangan secara besar-besaran.

Idlib merupakan kota yang berdekatan dengan perbatasan Turki, sehingga jika terjadi pertempuran imbasnya dipastikan bisa sampai ke Turki.

Sejak Suriah didukung militer Rusia-Iran-Turki, pasukan pemberontak dukungan AS terus terpojok dan akhirnya hanya bisa bertahan di kota Idlib.

Idlib bahkan merupakan satu-satunya kota yang masih dikuasai pasukan pemberontak.

Baca juga: Palestina dan Suriah Berpartisipasi, Mengapa Israel Tidak Tampil di Asian Games 2018?

Sebagai pasukan pendukung kekuatan pasukan pemberontak, militer AS memang sengaja menggunakan pasukan antipemerintah itu untuk menggulingkan kekuasaan Presiden Bashar al Assad.

Oleh karena itu jika pasukan pemberontak Suriah sampai bisa dihancurkan oleh pasukan pemerintah, militer AS tidak memiliki ‘alat’ lagi untuk menumbangkan Presiden Bashar al Assad.

Militer AS sendiri telah memperingatkan kepada Suriah bahwa bersama Inggris dan Prancis, kekuatan udaranya siap melancarkan serangan balasan jika Suriah sampai melancarkan serbuan ke Idlib.

Tidak hanya kekuatan udara, kapal-kapal perang AS dan Inggris juga sudah bersiaga di Laut Mediterania untuk menyiapkan serangan rudal terhadap Suriah.

Markas Besar militer AS di Pentagon juga telah menyetujui serangan balasan terhadap Suriah.

Baca juga: Siap Hadapi Gempuran Darat AS-Israel, Pasukan Iran Sudah Bersiaga di Perbatasan Irak-Suriah

Pasalnya serangan militer Suriah ke Idlib bisa menyengsarakan warga sipil dan dicurigai akan menggunakan senjata kimia.