Find Us On Social Media :

Proyek Kereta Malaysia Kacau, Kereta Indonesia Malah Makin Mewah

By Adrie Saputra, Selasa, 28 Agustus 2018 | 11:15 WIB

Intisari-Online.com - Kunjungan Perdana Menteri Mahathir Mohamad baru-baru ini ke China telah gagal.

Mahathir berbicara pada konferensi pers di Beijing.

Dia dalam kunjungan resmi ke China untuk menegosiasikan proyek Kereta Api Pantai Timur (ECRL) dan dua proyek pipa gas oleh Surya Strategic Energy Resources (SSER).

Dia mengatakan jumlah kompensasi untuk proyek ECRL dan SSER belum diputuskan tetapi diperkirakan akan "cukup besar".

Baca juga: Anak Kelas 4 SD Dibully Hingga Akhirnya Bunuh Diri, Ibunya Ucap Kata-kata Menyentuh Sebelum Kematian Anaknya

Wakil presiden MCA Wee Ka Siong mengklaim bahwa Mahathir telah gagal mencapai tujuannya, termasuk negosiasi pengurangan harga untuk Jalur Kereta Api Pantai Timur (ECRL) dan dua proyek pipa gas, yaitu Multi-Product Pipeline (MPP) dan Trans-Sabah Gas Pipeline (TSGP).

Berdasarkan pengamatan dan laporan media, China tampaknya berdiri teguh pada biaya dari tiga proyek tersebut.

"Saya kecewa dengan keputusan Mahathir untuk membatalkan ECRL dan dua proyek pipa gas, dan mengumumkannya saat masih di Beijing."

"Kita harus menemukan cara untuk keluar dari proyek ini (ECRL) dan dengan biaya serendah mungkin, dan kita harus membayar kompensasi."

"Ini kebodohan masyarakat kita sendiri. Kami tidak bisa menyalahkan orang China untuk itu," katanya.

Mahathir mengklaim bahwa pemerintah China harusnya "mengerti" ketika dia menjelaskan bahwa Malaysia tidak mampu membayar proyek ECRL dan SSER.

Hingga kini proyek tersebut akhirnya menjadi kacau.

Beralih ke Indonesia, proyek kereta kini sedang dibangun di mana-mana.