Find Us On Social Media :

Sedang Menghadapi Banyak Peperangan Trump Malah Bikin Masalah karena Memecat Direktur FBI

By Ade Sulaeman, Jumat, 12 Mei 2017 | 11:00 WIB

Presiden Trump dan Direktur FBI Comey

Intisari-Online.com - Saat ini militer AS yang dipimpin Presiden AS Donald Trump, sedikitnya masih menghadapi peperangan di front Suriah, Irak, Afghanistan, Somalia, dan bahkan sedang bersiap melawan Korut.

Dalam berbagai front pertempuran itu pasukan AS mendapat pukulan berat setelah sejumlah pasukan khusus dari satuan Ranger dan Navy Seal tewas di front Afghanistan dan Somalia.

(Baca juga: Diberi Nama Abu Ivanka Gara-gara si Ayah Mengagumi Donald Trump, Bayi Ini Populer di Media Sosial)

Jika sudah mengalami pukulan telak dalam peperagan itu biasanya militer AS menggunakan persenjataan yang sangat mematikan guna menghantam sasaran musuh, agar militer AS tetap mencerminkan pasukan dan negara yang kuat dan menjadi ancaman bagi siapapun yang berani melawan.

Gempuran rudal Tomahawk di Suriah dan serangan bom MOAB kepada kekuatan ISIS di Afghanistan adalah untuk menunjukkan bahwa militer AS masih sangat kuat dan bisa melakukan serangan jenis apapun yang dikehendaki.

Tapi baru-baru ini Trump telah melakukan tindakan fatal karena secara spihak telah memecat Direktur FBI, James B Comey dengan mendadak.

Memecat Direktur FBI yang dilakukan oleh Presiden sangat jarang terjadi di AS karena hal itu telah menunjukkan kerapuhan dalam negeri.

(Baca juga: Jika Presiden Donald Trump Ingin Bertemu Kim Jong Un, Ia Harus Siap Dipalak dan Menyediakan Uang Banyak)

Apalagi Trump belum lama menjabat sebagai Presiden dan baru saja melewati massa kerja 100 hari.

Selain CIA, FBI selama ini telah menjadi mata dan telinga bagi Presiden AS terkait keamanan dalam negeri.

Baik Direktur CIA dan FBI adalah orang-orang yang selalu rapat di ruang khusus atau ruang oval Presiden AS setiap harinya.

James B Comey oleh Trump dicurigai karena sedang menyelidiki apakah tim kampanye kepresidenan Trump telah berkolusi dengan Rusia untuk mempengaruhi pemilihan Presiden AS pada bulan November 2016.