Penulis
Intisari-Online.com – Kota kecil di Italia ini menawarkan sesuatu yang sulit untuk ditolak bagi mereka yang menyukai keheningan dan kesederhanaan dalam hidupnya.
Bormida, begitu nama kota kecil itu, terletak di wilayah pegunungan Liguria – Genoa, mengalami penurunan jumlah penduduk sebanyak 390 orang pada 2014.
(Baca juga: Zhengzhou, Kota Kecil di China yang Dijuluki iPhone City)
Jumlah itu terasa banyak mengingat jumlah penduduk sekarang hanya 394 orang!
Mencegah agar tidak menjadi kota hantu, walikota Daniele Galliano mengambil langkah-langkah penyelamatan.
Soalnya, dari 394 tadi, ada kemungkinan berkurang 54 karena meninggal atau pindah tempat. Sementara jumlah kelahiran baru paling diperkirakan empat orang. Sangat tidak sebanding.
Apa langkah-langkah sang walikota?
(Baca juga: Cape Breton, Kota Kecil di Kanada Siap Berikan Pekerjaan dan Tanah kepada Siapa pun yang Mau Tinggal di Sana)
Mengundang orang datang dan tinggal dengan iming-iming duit.
Misalnya dengan subsidi sewa sebesar AS$130 (sekitar Rp 1,7 juta) per bulan jika pendatang tinggal di rumah sewaan yang cukup besar.
“Tentu saja kami harus memberikan tarif yang menarik sehingga desa kami terisi penduduk,” kata Galliano kepada Secolo XIX.
Menurut surat kabar Guardian Inggris, rincian penawaran masih dibahas dan menunggu persetujuan dewan lokal.
Tapi jika proposal tersebut diloloskan, akan ada iming-iming yang lebih menggiurkan: siapa pun yang pindah ke Bormida akan diberi uang €2.000 (sekitar Rp29 juta).
(Baca juga: Berikut Manfaat yang Diperoleh ketika Hidup dan Bekerja di Kota Kecil)
Angka itu bisa jadi kecil menurut Anda, tapi dijamin Anda tak bisa menghabiskan dalam sekejap di Bormida. Data ini bisa menjelaskannya: tahun 1950-an, penduduk wilayah ini lebih dari 1.000 orang.
Menurut majalah Cosmopolitan, kampung ini memiliki satu jalan utama, empat rumah makan, sebuah penginapan dengan satu tempat tidur, dan rumah makan untuk sarapan. Kantor pos buka hanya tiga hari seminggu.
Bangunan-bangunan yang ada mengingatkan kita pada masa-masa tahun 1200-an. Jadi cocok buat mereka yang suka kehidupan masa lampau yang tenang.
"Tidak banyak yang bisa dilakukan di sini," kata Oddone Giuseppe, manajer salah satu restoran, kepada Guardian.
"Tapi hidup itu sangat sederhana dan alamiah, kami memiliki hutan, kambing, gereja, dan banyak makanan enak. Hidup pasti akan bebas stres."
Seorang pengguna Facebook bernama Amedo Alloca, menanggapi tawaran sang walikota itu. Namun ia meminta jaminan soal pekerjaan. “Saya memiliki dua anak kecil. Jika ada pekerjaan, tidak usah muluk-muluk, saya rasa tidak menjadi soal pindah ke kampung Anda.”
Mungkin mereka harus membuka restoran baru?
Ayo, siapa mau pindah ke sana?