Find Us On Social Media :

Potong Dana Bantuan Rp2,9 Triliun, AS Lakukan 'Pemerasan Murahan' Kepada Rakyat Palestina

By Intisari Online, Minggu, 26 Agustus 2018 | 11:00 WIB

Intisari-Online.com - Amerika Serikat dituduh tengah melakukan pemerasan terhadap Palestina, setelah keputusannya memangkas dana bantuan untuk Jalur Gaza dan Tepi Barat.

Pernyataan tersebut disampaikan salah seorang pejabat senior sekaligus anggota komite eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), Hanan Ashrawi, Sabtu (25/8/2018).

"Pemerintah AS sedang menunjukkan penggunaan pemerasan murahan sebagai alat politik," kata Ashrawi dilansir AFP.

"Rakyat dan kepemimpinan Palestina tidak akan terintimidasi dan tidak akan menyerah pada paksaan. Hak-hak rakyat Palestina tidak untuk dijual," lanjutnya menegaskan.

Baca juga: Titin Sumarni, Artis Favorit Bung Karno yang Akhir Hidupnya Bergantung Belas Kasih Mucikari

Sebelumnya, pada Jumat (24/8/2018), AS telah mengumumkan pemotongan dana bantuan untuk wilayah Jalur Gaza dan Tepi Barat sebesar lebih dari 200 juta dolar AS (sekitar Rp 2,9 triliun).

Langkah pemotongan itu diambil setelah Kementerian Luar Negeri meninjau apakah bantuan tersebut sesuai dengan arah kebijakan AS dan keinginan para pembayar pajak.

Pemotongan itu dilakukan atas arahan Presiden Donald Trump. Selanjutnya anggaran akan diarahkan untuk proyek prioritas tinggi di tempat lain.

Keputusan itu menjadi pukulan berat bagi Palestina, namun Ashrawi bersikeras rakyat Palestina yang selama ini telah hidup di bawah pendudukan Israel, tidak dapat dipaksa untuk menyerahkan hak-hak mereka.

Baca juga: Mengapa Strategi Perang Genghis Khan Disebut Sebagai Satu-satunya yang Jauh Melampaui Zaman?

"Tidak ada kemuliaan dalam terus-menerus mengintimidasi dan menghukum orang di bawah pendudukan."

"Pemerintah AS telah menunjukkan kekejaman tekad dalam persekongkolannya dengan pendudukan Israel dan tindakannya mencuri tanah dan kekayaannya."

"Dan sekarang mereka menggunakan kekejaman ekonomi dengan menghukum para korban pendudukan di Palestina," kata Ashrawi.