Find Us On Social Media :

5 Negara Gaji Tertinggi di Dunia, Ada yang Upah Buruh Terendahnya Rp1,34 Miliar per Tahun

By Intisari Online, Sabtu, 25 Agustus 2018 | 11:30 WIB

Bila dirata-ratakan, setiap warga Amerika mendapatkan UMR sekitar Rp 74 juta per bulan.

Dengan gaji tersebut, warga bisa membeli rumah sederhana dengan luas sekitar 80-100m2 seharga Rp 400 jutaan dicicil selama 15 tahun, mengkredit mobil yang layak pakai seharga Rp250 juta selama 5 tahun, membeli perabot rumah tangga, kebutuhan harian keluarga, punya tabungan dan bisa refreshing ke tempat wisata setiap akhir pekan.

Swiss

PDB Nominal : US$ 688.434 miliarPDB Perkapita : US$ 84.070Upah Buruh Terendah : US $ 92.625/tahun ( Bila kurs US$ 1 = Rp 14.500, maka nilainya setara dengan Rp1,34 miliar)Pajak Penghasilan : 30%

Swiss termasuk salah satu negara terkaya di dunia, jadi wajar saja kalau pemerintahnya sangat memperhatikan kesejahteraan warganya.

Pemerintah Swiss menerapkan UMR bagi warganya sebesar US$ 92.625 atau Rp 1,34 miliar setahun.

Dengan pendapatan sebesar itu, kalau hidup di Indonesia tentu akan menjadikan seseorang kaya raya.

Tetapi hidup di Swiss, dengan gaji tersebut hanya pas-pasan saja.

Karena, warga Swiss setiap bulan diwajibkan membayar sewa rumah, asuransi jiwa, kesehatan dan dana pensiun yang besarnya sekitar Rp 50 juta.

Sebagai perbandingan, harga bensin pertamax (di Swiss tidak ada premium dan pertalite) adalah Rp 21.000 per liter.

Sedangkan tarif angkutan publik sekitar Rp 100 ribu sekali jalan dan kereta cepat Rp 800 ribu sekali jalan. Harga air mineral 600 ml mencapai Rp 30.000.

Tetapi tidak usah khawatir, pemerintah Swiss melindungi kehidupan warganya melalui pajak penghasilan yang bergaji besar.

Diberikan dalam bentuk tunjangan anak, sosial dan tunjangan lainnya.

Artinya, pemerintah Swiss tidak membuat warganya kaya raya tetapi membuat mereka sejahtera.

Artikel ini sudah tayang di kontan.co.id dengan judul "5 Negara dengan upah tertinggi di dunia".

Baca juga: Krisis Ekonomi Semakin Buruk, Rakyat Venezuela Buat Bom yang 'Tak Bikin Celaka, Cuma Bikin Malu'