Find Us On Social Media :

(Foto) Disusun dari Kumpulan AK-47, Beginilah Wujud Singgasana-Singgasana Senjata Ini

By Muflika Nur Fuaddah, Jumat, 24 Agustus 2018 | 10:00 WIB

Intisari-Online.com- Perang Saudara Mozambik dimulai pada tahun 1977, dua tahun setelah Mozambik memperoleh kemerdekaan dari pemerintahan kolonial Portugis.

Selama perang, tujuh juta sejata dipasok ke dalam negeri dan sekitar satu juta orang terbunuh atau mati karena kelaparan.

Perang akhirnya berakhir lima belas tahun kemudian, pada tahun 1992, ketika Uni Soviet (pemasok ekonomi dan militer Mozambik) runtuh.

Singgasana ini dikenal sebagai "The Throne of Weapons," dibuat pada tahun 2001 oleh seniman Mozambik Cristovao Canhavato (Kester).

Baca Juga: Pernah Jadi Negara Kaya, Venezuela Bangkrut Karena Terlalu Baik pada Rakyatnya

Karya ini seluruhnya terbuat dari senjata yang dibuang, kebanyakan adalah senapan serbu AK-47.

Proyek ini didirikan oleh Uskup Dinis Sengulane dan didukung oleh Dewan Kristen Mozambik.

Baca Juga: Idap Penyakit Menular, 'Babysitter' Ini Justru Sering Minum Susu Bayi yang Diasuhnya, Terungkap Lewat CCTV

Lebih dari tujuh juta senjata, yang sebelumnya digunakan oleh para pejuang di kedua sisi Perang Saudara Mozambik, secara sukarela ditukar dengan peralatan domestik, konstruksi, dan pertanian, seperti mesin jahit, bajak, dan sepeda.

Seniman kemudian mengubah senjata yang telah dinonaktifkan menjadi karya seni.

Baca Juga: Kehidupan Glamor Richard Muljadi Pernah Disorot Media Luar dalam Deretan Anak Konglomerat Asia

Senjata yang digunakan untuk Singgasana berasal dari tujuh negara yang berbeda, termasuk Portugal, Eropa Timur, dan Korea Utara.

Jadi, ide Kester adalah untuk mencerminkan jangkauan luas perdagangan senjata internasional.