Find Us On Social Media :

Saat Mega Proyek Malaysia dengan China Kacau, Mega Proyek Indonesia Malah Lancar Jaya

By Adrie Saputra, Rabu, 22 Agustus 2018 | 12:00 WIB

Intisari-Online.com - Kunjungan Perdana Menteri Mahathir Mohamad baru-baru ini ke China telah gagal.

Wakil presiden MCA Wee Ka Siong mengklaim bahwa Mahathir telah gagal mencapai tujuannya, termasuk negosiasi pengurangan harga untuk Jalur Kereta Api Pantai Timur (ECRL) dan dua proyek pipa gas, yaitu Multi-Product Pipeline (MPP) dan Trans-Sabah Gas Pipeline (TSGP).

Berdasarkan pengamatan dan laporan media, China tampaknya berdiri teguh pada biaya dari tiga proyek tersebut.

"Saya kecewa dengan keputusan Mahathir untuk membatalkan ECRL dan dua proyek pipa gas, dan mengumumkannya saat masih di Beijing."

Baca juga: Ternyata Koes Plus Pernah Disiapkan Jadi Agen Mata-mata Negara saat Manggung di Malaysia

"Ini tidak baik untuk hubungan kami di China, karena melibatkan proyek inisiatif One Belt One Road yang telah menjadi prioritas China," katanya dalam pernyataan yang diposting di halaman Facebook-nya hari ini.

Dalam pernyataannya, Wee juga menjelaskan bahwa manfaat proyek tidak boleh diukur dalam hal pendapatan langsung saja, tetapi juga pendapatan pajak yang diperoleh melalui peningkatan kegiatan ekonomi.

Pada konferensi pers sebelum kepulangannya, Mahathir mengatakan kepada wartawan di Beijing bahwa Malaysia akan menemukan cara untuk keluar dari proyek dengan biaya serendah mungkin, tetapi menyesalkan jumlah yang besar masih harus dibayar sebagai kompensasi.

"Kita harus menemukan cara untuk keluar dari proyek ini (ECRL) dan dengan biaya serendah mungkin, dan kita harus membayar kompensasi."

Baca juga: Inilah Proyek Rahasia AS: Eksperimen Mesin Waktu dan Alat Teleportasi, Seperti Apa Keberhasilannya?

"Ini kebodohan masyarakat kita sendiri. Kami tidak bisa menyalahkan orang China untuk itu," katanya.

Mahathir mengklaim bahwa pemerintah China harusnya "mengerti" ketika dia menjelaskan bahwa Malaysia tidak mampu membayar proyek ECRL dan SSER.

Ketika ditanya tentang konferensi pers Mahathir, seorang diplomat mengatakan China dan Malaysia telah sepakat untuk menyelesaikan perbedaan pendapat melalui konsultasi ramah.