Kisah Chris Arthey, Orang Pertama yang Diamputasi Kakinya yang Berhasil Menyelesaikan Maraton London

Moh Habib Asyhad

Penulis

Chris Arthey, meski diamputasi tetap berlari untuk menyelesaikan Maraton London

Intisari-Online.com – Dua hari sebelum ulang tahunnya yang ke-62, Chris Arthey menjadi orang pertama yang diamputasi di atas lutut yang berhasil menyelesaikan Maraton London.

Chris selalu suka berlari. Dengan sembilan maraton yang berhasil dilakukannya, pada tahun 2008, ia bisa menikmati hidup sepenuhnya.

Tetapi kecelakaan jalan yang mengancam jiwanya saat berlibur di Amerika Serikat mengubah segalanya, untuknya dan istrinya Denise.

(Baca juga:Heroik, Selama 36 Tahun Kakek Ini Gali 3 Gunung dan 10 Bukit untuk Bisa Alirkan Air ke Desanya)

Saat koma dan ditangani secara medis, para dokter bertanya kepada Denis, yang juga harus membiarkan kaki kirinya diamputasi sebagai akibat kecelakaan, bila ia menyetujui pengamputasian kaki suaminya.

“Ambil kakinya, dan ia akan berlari maraton lagi,” jawab Denise.

Ketika Chris menyadari apa yang terjadi, sulit untuk melihat masa depan yang positif di depan mereka. Tapi setelah program pemulihan dan rehabilitasi di Amerika, mereka kembali ke Inggris dengan perasaan optimis.

Begitu banyak hal yang harus disyukuri.

Chris memilih untuk mengumpulkan uang untuk amal Penyandang Cacat Leonard Cheshire (Leonard Cheshire Disability), yang mendukung orang-orang cacat di Inggris dan di seluruh dunia.

“Bagi kami, setiap hari adalah hadiah. Sulit untuk tidak bersyukur saat kami berdua selamat dari tabrakan dan masih menikmati hidup,” kata Chris.

“Para profesional medis dan rehabilitasi memberi kami perawatan yang luar biasa setelah kecelakaan, dan membantu kami untuk tetap bersikap positif.”

Chris melewati garis start Marathon London tahun ini, mengumpulkan uang untuk amal yang membantunya dan Denise membangun kembali kehidupan mereka.

Meskipun Chris adalah orang pertama yang diamputasi di atas lutut yang mengikuti marathon, ia hanya menganggapnya sebagai kesempatan lain untuk mengumpulkan uang dan melakukan apa yang ia sukai.

“Saya masih suka berlari dan ketika saya berlatih atau bertanding, saya jarang berpikir menjadi orang yang diamputasi. Hanya jantung, paru-paru, jam, dan pelari yang saya kejar, sama seperti biasanya,” kata Chris.

Sekali pelari, selalu pelari.

Artikel Terkait