Canggih! Sebentar Lagi Jembatan Semanggi Akan ‘Mengapung’ di Atas Air

Moh Habib Asyhad

Penulis

Simpang Susun Semanggi rencana beroperasi 17 Agustus 2017 nanti

Intisari-Online.com – Mulai 26 April 2017, Simpang Susun Semanggi telah menyatu membentuk sebuah lingkaran yang “mengurung” Jembatan Semanggi.

Simpang Susun Semanggi ini diharapkan akan mengurai kemacetan yang terjadi di Jembatan Semanggi.

Nantinya, pengendara dari arah Cawang jika ingin ke arah Thamrin tak perlu masuk ke “kuping” semanggi. Begitu juga dengan pengendara dari arah Grogol yang akan ke Blok M.

(Baca juga:Monumen Nasional dalam Setiap Warna)

Di balik pro kontra apakah pembuatan Simpang Susun ini akan benar-benar bisa mengurai kemacetan, terselip beberapa prestasi dan munculnya ikon baru Jakarta.

Bagi yang sering melintasi Jembatan Semanggi, tentu akan tahu bagaimana proses pembangunan Simpang Susun Semanggi ini.

Tidak menggunakan teknologi konvensional yang mengecor badan jembatan di lokasi, tapi menggunaan beton pracetak dalam bentuk modul-modul yang siap pasang. Ibarat membuat bangunan dalam dunia Lego.

Deputi General Manager Superintendent Proyek Simpang Susun Semanggi dari Wijaya Karya Dani Widiatmoko menuturkan, simpang ini tersusun dari 333segmental box girder yang telah dicetak (precast) untuk kemudian disusun.

Box girder adalah struktur atas jembatan yang terdiri atas balok-balok penopang utama yang berbentuk kotak berongga.

Box girder biasanya terdiri atas elemen beton pratekan, baja struktural, atau komposit baja, dan beton bertulang. Bentuk penampang dari box girder umumnya adalah persegi atau trapezium.

Mirip lego kualitas rendah, jika cetakan tidak sama persis atau berbeda beberapa sentimeter saja, antara kotak yang satu dan yang lain tidak akan bertemu sempurna.

Jika mainan lego masih bisa diterima, tapi tidak untuk jembatan yang akan dilalui banyak kendaraan.

Jarak antarkolom terjauh, sekitar 80 meter, menuntut kepresisian dalam pemasangan. Sebab, jika tidak,flyoverini bisa ambruk sewaktu-waktu.

Kecanggihan teknologi ini meneruskan sosok Jembatan Semanggi, yang bersama dengan Gelora Bung Karno merupakan proyek prestise Bung Karno saat menyambut Asian Games 1962.

Jembatan Semanggi mulai dibangun pada 1961 sebagai antisipasi munculnya persoalan kemacetan lalu lintas manakala ada keramaian di Gelora Bung Karno.

"Jembatan Semanggi yang lama pada masanya menggunakan teknologi beton yang paling mutakhir, menggunakan pracetak. Kemudian pada zaman Pak Harto, Simpang Semanggi ini dikembangkan, ada tol dalam kota. Nah, terus pada zaman Pak Jokowi dan Pak Ahok ini disempurnakan," ujar Dani.

Berbeda dari jembatan pada umumnya di Ibu Kota dan Indonesia, Simpang Susun Semanggi memiliki dimensi XYZ, atau tiga dimensi, yakni memilikiramp ondari bawah kemudian membentang dengan melingkar, danramp offatau turunan.

(Baca juga:Semanggi Surabaya, Datang dari Benowo)

Tak hanya menyimpan kecanggihan, Simpang Susun Semanggi ini akan menakjubkan dari sisi keindahan.

Jembatan ini didesain oleh Jodi Firmasyah, ahli jembatan dari ITB yang pernah merancang Jembatan Barelang yang kini jadi ikon Pulau Batam.

Diperkirakan, Simpang Susun Semanggi pun akan menjadi ikon Jakarta setelah Monas.

Keindahan simpang susun ini akan muncul manakala senja beranjak malam. Lampu warna-warni di sepanjang bentangnya akan memukau orang.

Dari pendar lampu itu, semanggi yang merupakan nama lokal (Jawa) tumbuhanMarsileaceaeakan seperti mengapung di perairan.

"Jembatan ini kita anggap seperti daun semanggi, mengapung di atas air, sehingga nanti lampunya itu bisa disetel warnanya, kemudian dengansoftwarekhusus kita berikan efek seperti gelombang air," kata Dani.

Untuk maksud itu, didatangkanlah pakar pencahayaan dari Australia. Lampu-lampu itu nantinya bakal dikendalikan dari Balai Kota, tepatnya markas Jakarta Smart City.

Wajah terbaru Semanggi ini rencananya akan diresmikan pada 17 Agustus 2017 bertepatan dengan hari ulang tahun ke-72 Republik Indonesia.

Artikel Terkait