Penulis
Intisari-Online.com – Berdasarkan pengumuman Badan Kesehatan Dunia (WHO) vaksin pertama untuk melawan malaria akan diuji coba di tiga negara Afrika tahun depan.
Vaksin ini diharapkan dapat menolong ribuan nyawa dengan mencegah agar anak-anak tidak terjangkit penyakit malaria, yang dimana penyakit ini menyebabkan 429.000 jiwa tiap tahunnya.
“Prospek dari vaksin malaria adalah berita yang sangat bagus,” jelas Dr Matshidiso Moeti, direktur regional WHO di Afrika, seperti yang dikutip dari iflscience.com.
(Baca juga:Kenali Gejala dan Pencegahan Malaria)
Dr Moeti menambahkan "Informasi yang dikumpulkan dalam akan membantu kami membuat keputusan mengenai penggunaan vaksin ini secara lebih luas. Dikombinasikan dengan pencegahan malaria yang sudah ada, vaksin ini berpotensi menyelamatkan puluhan ribu nyawa di Afrika.”
Negara-negara pertama yang akan mendapatkan vaksin ini adalah Ghana, Kenya, dan Malawi, yang akan melibatkan lebih dari 750 ribu anak-anak berusia 5 sampai 17 bulan.
Vaksin ini telah sukses dalam eksperimen labolatorium, namun para peneliti masih belum benar-benar yakin apakah vaksin ini akan efektif di dunia nyata (di luar labolatorium), oleh sebab itulah mereka hanya melakukan ini di tiga negara tersebut.
(Baca juga:Gotham Shield, Operasi Khusus yang Disiapkan AS untuk Hadapi Serangan Nuklir, Termasuk dari Korut)
Jika vaksin ini sudah diberikan, dan dilakukan perawatan lengkap hingga selesai, vaksin ini diperkirakan mampu mencegah sampai 4 dari 10 kasus penyakit malaria.
Jumlah tersebut mungkin tidak terlihatbanyak, namun menurut perhitungan WHO, hal ini dapat menyelamatkan puluhan ribu nyawa.
Kemampuan vaksin ini akan bertambah jika dikombinasikan dengan tindakan pencegahan malaria lainnya, seperti pemasangan kelambu untuk tempat tidur.
(Baca juga:Fakta Mengejutkan Tentang Nyamuk)
Inilah alasan mengapa Ghana, Kenya, dan Malawi dipilih untuk dilaksanakan uji coba, karena negara-negara ini sudah memiliki program pencegahan malaria, namun pada saat yang sama masih memiliki tingkat penyakit malaria yang tinggi.
Setiap negara akan memutuskan sendiri wilayah mana yang akan digunakan untuk uji coba, namun diharapkan mereka akan memprioritaskan mereka yang saat ini memiliki tingkat malaria tertinggi.
Diharapkan informasi yang didapatkan dari uji coba tersebut akan memberi tahu keputusan selanjutnya, tentang apakah layak atau tidak layak untuk memproduksi vaksin ini dalam skala yang lebih besar ke lebih banyak negara yang dilanda penyakit malaria.