Penulis
Intisari-Online.com – Dunia teknologi baru saja kehilangan salah satu inovatornya yang paling menonjol.
Robert Taylor, yang paling dikenal sebagai dalang ARPAnet (pendahulu internet), telah meninggal di usia 85 tahun.
Dilansir dari The New York Times, Robert, yang mengidap penyakit Parkinson, meninggal pada Kamis lalu (13/4) di rumahnya di California, AS.
(BACA JUGA:Jangan Salah! Anak Campak Boleh Mandi)
Sebagai direktur Advanced Research Projects Agency (Badan Riset Lanjutan) Angkatan Darat AS dari tahun 1965 sampai 1970, Robert membantu merintis konsep di balik shared networks (jaringan bersama).
Frustasi dengan sistem jaringan kala itu yang rumit untuk menghubungkan satu sistem komunikasi ke sistem lainnya adalah alasan utama Robert mempelopori ARPAnet
Ia meminta timnya membuat akses jaringan yang bisa diakses semua anggota tanpa harus ada perpindahan terminal. Timnya lantas menggodok ARPAnet dan mengudara untuk militer pada tahun 1969.
Robert juga berpengaruh dalam meletakkan dasar moral untuk internet. Bahkan pada tahun 1968, dia berpendapat bahwa masa depan yang terhubung harus terbuka untuk semua orang, dan bukan hanya kaum elit.
Ia pun pernah menulis esai yang meramalkan masa depan internet, yaitu kumpulan perangkat terhubung yang luas dan terdesentralisasi yang akan membentuk kembali komunikasi pada hampir setiap tingkat, pada tahun 1968.
(BACA JUGA:Mitos-Mitos Unik Hewan Yang Mendatangi Rumah Kita)
Robert juga memperkirakan kemunculan botnet bertahun-tahun sebelumnya. Selain itu, ia sadar bahwa internet bisa menjadi membantu, dan sekaligus berbahaya.
Belum ada yang bisa mengukur pasti lebih banyak manfaat atau keburukan dari internet, namun yang jelas, para pengguna internet tentunya sudah merasakan manfaat dan keburukannya secara bersamaan ketika sedang menggunakan internet.
Terlepas dari hal itu, Robert Taylor patut dikenang dengan rasa hormat. Selamat jalan Robert Taylor! Selamat jalan bapak internet!