Ada Hotel Kapsul Berteknologi Tinggi untuk Jemaah Haji, Ini Fitur Unggulannya

Ade Sulaeman

Penulis

Jemaah haji di Mekkah diperkenalkan dengan hotel kapsul berteknologi tinggi. Hotel itu dianggap cukup nyaman untuk para jemaah beristirahat dan tidur.

Intisari-Online.com – Miniatur kamar hotel bergerak tengah diujicoba di Arab Saudi.

Hotel itu ditawarkan kepada manula atau jemaah yang lelah beristirahat selama menjalani ibadah Haji di Mekkah.

Kapsul yang bisa disusun itu memberikan ‘solusi’ akomodasi berbiaya rendah di tempat-tempat yang ramai termasuk tempat yang suci.

Begitu keterangan dari Mansour Al-Amer, direktur di Jajji and Mu-tamer's Gift Charitable Association.

Baca juga:Heroik, Bocah Ini Selamatkan Upacara Pengibaran Bendera Setelah Nekat Panjat Tiang Bendera

Hanya saja tidak disebutkan berapa biaya untuk menginap di kapsul hotel berukuran panjang 2,20 meter, lebar 1,20 meter, dan tinggi 1,20 meter itu.

Disebutkan, kapsul hotel itu juga ada sebuah tempat bagi jemaah mandi, berganti pakaian, atau menyimpan koper dan benda berharga, begitu laporan dari Arab News.

“Kapsul hotel akan ditempatkan di Mina, ditargetkan pada jemaah yang tersasar dan tua yang butuh istirahat dan dirawat agar mampu meneruskan ritual ibadah dengan mudah dan nyaman,” kata Mansour Al-Amer.

Disebutkan, kontruksi hotel kapsul terbuat dari serat fiber dan plastik.

Baca juga:Gagal Miliki Pesawat Siluman F-35, Turki Malah Sudah Punya Kapal Perang Siluman Buatan Sendiri

Pintu kapsul akan otomatis terbuka selama listrik dinyalakan.

Para penggunanya akan mendapat akses ke toilet yang terpisah.

Sementara pintu geser dipasang di ujung kapsul, dimana tamu dapat membukanya dengan kartu magnetis untuk mendapatkan privasi.

Baca juga:Tanpa Dua Sosok Ini, Mungkin Kita Tak akan Pernah Melihat Suasana Proklamasi Kemerdekaan RI

Hotel kapsul ini juga dapat ditempatkan berdampingan dan setiap bagian atasnya bisa ditempatkan dua unit kapsul, serta tangga untuk naik ke kapsul bagian atas itu.

Hotel kapsul akan digunakan di tempat-tempat suci, berdampingan dengan perumahan jemaah, komplek penginapan, serta untuk petugas dan delegasi.

Satu dari lima rukun Islam adalah ibadah Haji yang diperkirakan akan diikuti oleh sebanyak 2 juta jemaah dari seluruh dunia pada tahun ini.

Setiap Muslim berharap bisa melengkapi ibadah Haji sekali seumur hidupnya jika mereka mampu.

Sebanyak dua juta kaum Muslim berkumpul di Arab Saudi minggu ini untuk ibadah Haji.

Selama kegiatan jemaah tahunan itu jadi meningkatkan aplikasi tehnologi untuk membantu mengatur tempat suci bagi agama Islam dalam beribadah.

Tahun ini Arab Saudi meluncurkan sebuah prakarsa ‘haji pintar’ dengan aplikasi untuk membantu jemaah dengan segalanya mulai dari rencana perjalanan hingga perawatan kesehatan.

Contohnya, Asefny, sebuah aplikasi yang diluncurkan oleh Palang Merah Arab Saudi untuk membantu permohonan medis darurat.

Pihak berwenang bisa mencapai lokasi yang dibutuhkan melalui aplikasi tersebut.

Kementerian Haji Arab Saudi juga menjalankan aplikasi Manasikana, yang menyediakan terjemahan bagi jemaah yang tidak bisa berbicara bahasa Arab atau Inggris.

Dilansir dari Mail Online, Jumat (17/8/2018), Kamis ini lebih dari 1,6 juta orang sudah tiba di Arab Saudi untuk beribadah Haji yang berlangsung dari Minggu (19/8) hingga Jumat (24/8).

Ribuan jemaah sudah terlihat tiba di Mekkah dengan kelompok-kelompok dari negara yang berbeda memakai warnayang berbeda untuk memisahkan mereka.

Beberapa jemaah mendorong kursi roda berisi saudara mereka yang manula, ada yang berfoto atau membuat video keluarga, atau membeli es krim karena suhu udara mencapai 40 derajat Celcius.

Banyak pula terlihat jemaah yang bergerak mendekati tempat tersuci umat Islam, Kaabah.

Batu besar hitam berbentuk kotak itu berada di tengah dari Mesjid Utama Mekkah.

“Aku merasa seringan sehelai bulu,” kata Fame Diouf keturunan Senegal, yang berangkat dari Amsterdam.

Sambil tertawa ia bercerita dirinya tidak bisa berhenti menangis saat berdekatan dengan Kaabah.

“Ini adalah impianku sejak kecil,” kata Raja Amjad Hussein yang berangkat ke Mekkah dari Pakistan.

“Aku tidak bisa menjelaskan, tidak ada kata-kata yang tepat,” kata pria berusai 40 tahun itu kepada AFP.

“Bagi banyak kaum Muslim ini ada kebesaran, impian hidup, untuk melihat Kaabah langsung dan berdoa untuk diri sendiri dan seluruh negara Muslim,” tambahnya lagi.

Tidak peduli rasa tau kebangsaan mereka, setiap jemaah Haji memulai ibadah dengan berihram, memakai kain yang seluruhnya putih.

Untuk kaum pria kain itu tidak berjahit dan dibentuk seperti tunik di atas celana panjang.

Sementara untuk kaum wanita berbaju putih dan hanya memperlihatkan wajah dan telapak tangan saja.

Ibadah kemudian dimulai dengan mengelilingi Kaabah dan Bukit Arafah di timur Mekkah.

Ibadah Haji diakhiri dengan datangnya Idul Adha, ibadah tiga hari yang dimulai dengan ‘melempar zumroh atau melempar batu ke iblis’.

Idul Adha termasuk menyembelih domba, dimana dagingnya diberikan kepada orang Muslim yang membutuhkan.

Ibadah itu lambang dari kerelaan Nabi Ibrahim yang mengorbankan putranya, Nabi Ismail, atas perintah Allah.

Baca juga:Inilah Berat Albayrak, Menteri Keuangan Turki sekaligus Menantu Erdogan yang Kinerjanya Kini Jadi Sorotan

Artikel Terkait