Penulis
Intisari-Online.com – Krisis mata uang di Turki mengatarkan pada sosok Berat Albayrak, Menteri Keuangan berusia 40 tahun yang muncul sebagai tokoh sentral yang tiap perkataannya diawasi ketat oleh pasar global.
Menjadi sorotan internasional juga membuat banyak orang bertanya-tanya apakah Albayrak yang juga menantu Presiden Erdogan ini mampu membalikkan ekonomi negara.
Albayrak ditunjuk sebagai menteri keuangan dan keuangan oleh ayah mertuanya pada bulan Juli 2018 lalu.
Sebelumnya, ia menjabat sebagai Menteri Energi sejak 2015 tidak lama setelah menjadi anggota parlemen untuk Partai Keadilan dan Pembangunan Erdogan (AKP).
BACA JUGA:Hentikan Sekarang Juga! 7 Kebiasaan Ini Picu Kerusakan Ginjal
Selama menjadi Menkeu, penampilannya pada Jumat 10/8/2018 lalu menjadi yang paling menonjol ketika ia berbicara kepada wartawan dan bankir mengenai rencananya untuk model ekonomi Turki yang baru.
Saat berpidato, berungkali Albayrak menyeka keringat dari alisnya, tidak seperti harapan karena kurangnya detail pada target baru untuk pertumbuhan, pengeluaran dan defisit transaksi berjalan yang besar.
Dikutip dari laman aljazeera.com, menurut pengamat, itu memberikan pedoman filosofis untuk ekonomi Turki tanpa memberikan langkah konkrit.
"Itu sangat mengecewakan," kata Timothy Ash, ahli strategi pasar senior di BlueBay Asset Management.
"Albayrak sudah berkantor selama sebulan. Sebenarnya tidak ada detail ... kami menginginkan detail yang bagus, kami ingin informasi yang sangat spesifik tentang bagaimana Albayrak akan mewujudkan target ini."
Berbicara kepada penyiar TRT World, ia menambahkan, "Tidak ada detail dalam hal apa yang sebenarnya akan disampaikan dalam hal spesifik untuk mengurangi defisit anggaran."
Situasi semakin rumit bagi Turki, setelah Donald Trump mengetweet pengumuman penggandaan tarif AS pada baja dan aluminium Turki, saat Albayrak berbicara di Istanbul, yang menyebabkan lira menjadi kacau.
BACA JUGA: Kisah Tarissa Maharani, Paskibraka Pembawa Baki Bendera Merah Putih di Istana
Ikatan Keluarga
Albayrak memiliki hubungan keluarga dekat dengan Erdogan setelah menikahi putri sulung Presiden Turki, Esra Erdogan pada tahun 2004.
Ayahnya, Sadik, adalah teman lama Erdogan, ia seorang mantan jurnalis dan anggota parlemen untuk Partai Kesejahteraan Islam yang sekarang sudah tidak aktif lagi.
Secara parsial, hal-hal inilah yang telah menimbulkan keraguan tentang kesesuaian menteri di kemudi ekonomi Turki yang bermasalah.
Albayrak dipandang sebagai anak didik presiden dan terlihat tidak mungkin menentangnya untuk menaikkan suku bunga – sebuah langkah yang dilihat oleh sebagian besar ekonom sebagai penting untuk mengatasi inflasi tinggi dan ekonomi yang terlalu panas.
Seperti mertuanya, ia berulangkali mengatakan bahwa Turki adalah target plot asing untuk merusak ekonominya.
Sementara Selcuki, seorang mitra di Istanbul Economics Research, menggambarkan apa yang pidato yang disampaikan Albayrak minggu lalu sebagai sesuatu yang bagus.
"Hal-hal yang dia sajikan adalah argumen yang diterima secara ekonomi yang semuanya baik dan bagus dari perspektif normatif," kata Selcuki.
Orang kepercayaan
Penunjukkannya untuk masuk dalam pemerintahan meski belum ada dua tahun menjadi menteri sebelumnya menimbulkan rumor Perdana Menteri Ahmet Davutoglu menentang rencana tersebut.
Selama menjadi Menteri Energi dan Sumber Daya Alam, Albayrak memperoleh reputasi karena melanggar batas wilayah menteri lain dan muncul sebagai tangan kanan ayah mertuanya – peran yang telah mengecewakan beberapa tokoh senior AKP.
Tantangan berat pada Albayrak di minggu-minggu selanjutnya, apakah ia mampu dengan mudah memenuhi tuntutan pasar global dengan meningkatnya kekhawatiran yang datang dari istana Erdogan juga catatan penjelasan menantunya.
BACA JUGA: Wahai Wanita, Cobalah 7 Gaya Rambut Ini Jika Ingin Tampak Lebih Muda