Find Us On Social Media :

Ingat! Seperti Gigi, Mata Juga Perlu Mendapat Pemeriksaan Rutin

By Ade Sulaeman, Sabtu, 22 April 2017 | 14:00 WIB

Ekspresi mata menentukan emosi

Intisari-online.com—Jika periksa kesehatan gigi dan mulut dianjurkan setiap enam bulan sekali, maka sebenarnya pemeriksaan mata juga demikian. Hanya saja, kebanyakan kita tidak menyadari pentingnya pemeriksaan berkala untuk kesehatan mata.

Banyak kasus, sebut dr. Damara Andalia, SpM, Head of Eye Check JEC, orang baru memeriksakan mata hanya saat merasa ada gangguan pada mata.

Bahkan ada pula yang sudah parah. Kalau sudah begitu, tentu proses penanganan tidak semaksimal jika gejala penyakit ditemukan di awal.

Karena itu ia menganjurkan agar pemeriksaan mata dilakukan sedini mungkin. Sebab deteksi dini gejala penyakit mata memegang peranan penting untuk penglihatan kita di masa mendatang.

Salah satu bentuk pemeriksaan mata menyeluruh dapat dilakukan di Jakarta Eye Center, Jakarta.  Pemeriksaan mata komprehensif untuk melihat kelainan mata seperti katarak, glaukoma, masalah pada retina, masalah pada kornea, dan penyakit mata lainnya dengan menggunakan alat yang disebut Tinetra.

Dengan pemeriksaan selama 15 menit saja, mata dapat diperiksa secara menyeluruh. Mulai dari tes fungsi penglihatan dan pemeriksaan bagian depan mata seperti kornea, pupik, dan iris mata.

Juga dilakukan pemeriksaan untuk bagian belakang mata seperti saraf mata dan retina. Semua itu dilakukan dengan alat scan digital tadi.

Dari situ akan diketahui kondisi kesehatan mata. Kita dapat melihat apakah mata bebas dari penyakit atau kelainan mata seperti katarak, retinopati diabetika, glaukoma, dan juga penurunan fungsi penglihatan mata karena usia.

“Dengan pemeriksaan mata rutin, kondisi mata akan terpantau. Sekalipun ada gejala penyakit, deteksi dini akan membuat penanganannya lebih cepat,” kata Damara.

Sebab ada kondisi-kondisi pada mata yang bisa saja mengalami gangguan, namun tidak kentara gejalanya. Misalnya, glaukoma.

“Bahkan di negara maju saja hampir 50% penduduknya tidak mengenal apa itu glaukoma, konon lagi di negara kita,” kata dr. Emma Rusmayani, SpM, dokter spesialis glaukoma di Jakarta Eye Center.

Fakta tersebut menunjukkan bahwa masih banyak orang di dunia yang tidak mengetahui bahwa glaukoma adalah si pencuri penglihatan yang dapat menyebabkan kebutaan.