Find Us On Social Media :

Chintia Koloay, Kartini dari Langit Manado yang Dua Kali Nyaris Kehilangan Nyawa

By Ade Sulaeman, Jumat, 21 April 2017 | 08:30 WIB

Chintia Doodoh

Intisari-Online.com - Dalam berbagai atraksi terjun payung, Chintia Intan Lufiane Doodoh Koloay, atlit terjun payung Sulawesi Utara (Sulut), kerap mengejutkan para penonton.

Pasalnya ketika mendarat dan membuka helem pengaman, yang muncul adalah wajah cantik dengan senyum penuh percaya diri.

Bagi Chintia terjun payung memang bukan olah raga yang menakutkan lagi. Ia bahkan merasa ketagihan jika lama tidak terjun.

Bagi alumni Fakultas Hukum, Universitas Katolik De La Salle Manado itu, terjun payung juga merupakan sarana untuk menikmati keindahan alam dari udara.

“Indonesia itu alamnya indah sekali. Saya selalu ingin terjun di daerah yang belum saya datangi, maka kalau diajak terjun saya pasti mau,” jelas Chintia yang juga merupakan salah satu atlit andalan Terjun Payung Sulut itu.

“Kegiatan saya di olahraga terjun payung sekaligus menunjukkan bahwa olah raga yang masih dianggap ekstem itu aman bagi para wanita,” tambahnya.

Sebelum menjadi atlet terjun payung professional, Chintia yang tertarik olah raga udara itu awalnya belajar dengan Pusat Pendidikan dan Latihan Pasukan Khas disingkat (Pusdiklat Paskhas) TNI AU di Bandung pada 2012.

Selain Chintia, atlet terjun payung seangkatan dirinya adalah tim penerjun payung Sulut seperti Jilly Tumundo, Liven Tuegeh, Elric Berhandus, Sandy Mangosa, dan Miguel Poluan Abulhajat.

Ketertarikan Chintia sebagai atlet terjun payung awalnya disetujui sama orangtua tapi ketika selesai ikut sekolah terjun dan memperlihatkan video terjun kepada orangtua, ibunya tidak mengijinkan lagi.

Tapi Chintia berhasil merayunya dengan menjelaskan baik-baik kepada ibu dan akhirnyapun diijinkan.

Latar belakang keluarga Chintia bukan dari atlet terjun payung seperti seniornya, penerjun kawakan Pinkan Natalia Mandagi.

Chintia berasal dari keluarga yg sederhana pasangan dari Alexander Doodoh (ayah) dan Maria Yeane Koloay (ibu) anak pertama dari 3 bersaudara.