Penulis
Intisari-Online.com -Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan terus bergerilya untuk menyelamatkan ekonomi negaranya.
Paling baru, Turki menemukan si calon penyelamat yang akan membantu menarik negara ini dari jurang krisis yakni Qatar.
Negeri Timur Tengah itu berjanji akan menginvestasikan dana hingga US$ 15 miliar di Turki.
Paket investasi itu diumumkan usai pertemuan Emir Qatar Sheikh Tamim Bin Hamad Bin Al Thani dengan Erdogan di Ankara, Rabu (15/8).
Pertemuan ini digelar ketika Turki tengah bergulat dengan kejatuhan mata uangnya, lira, memburuknya utang dan kebuntuan politik dengan Amerika Serikat (AS).
Lira sudah merosot sekitar 40% terhadap dollar AS di tahun ini, didorong oleh kekhawatiran atas pengaruh Erdogan yang semakin besar terhadap ekonomi dan seruan berulang untuk tetap menerapkan suku bunga yang lebih rendah meskipun inflasi Turki tinggi.
Penurunan tajam lira telah menimbulkan kekhawatiran tentang ketahanan sektor perbankan Turki dan menyebabkan lonjakan di pasar global.
Sumber di Pemerintah Turki yang dikutip Reuters mengatakan dana investasi Qatar itu akan disalurkan ke bank dan pasar keuangan Turki.
Baca juga:Per Juli 2018, Utang Pemerintah Rp4.253 Triliun Sementara APBN Defisit Rp151,3 Triliun
"Dukungan Turki untuk Qatar selama konflik dengan Arab Saudi akhirnya terbayar. Mari kita lihat apakah China dan Rusia akan mengikuti," kata Tim Ash, ahli strategi pasar berkembang BlueBay Asset Management LLC di London kepada Bloomberg.
Selain mencari aliansi baru, Erdogan juga berupaya memperbaiki hubungannya dengan sekutu tradisional lainnya di Eropa, seperti Jerman.
Erdogan berbicara dengan Kanselir Jerman Angela Merkel pada Rabu (15/8). Ia juga akan berbicara dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Kamis ini.
“Tidak banyak yang bisa dilakukan oleh Jerman,” kata Holger Schmieding, kepala ekonom Berenberg di London kepada Bloomberg.
Baca juga:Demi Habisi Pasukan Nazi, Sniper Wanita Rusia Harus ‘Tidur’ Bersama Mayat Selama Berhari-hari
Menurutnya, setiap bantuan yang Jerman berikan sekarang akan menjadi kecil dibandingkan dengan masalah yang dihadapi Turki.
Kejatuhan lira membuat Turki ketar-ketir. Sebab, utang luar negeri swasta Turki terbilang besar.
Data bank sentral Turki mencatat, total perusahaan Turki memiliki utang bersih dalam valuta asing sebanyak US$ 217 miliar. Jumlah itu setara 25% produk domestik bruto (PDB) Turki.
Celakanya, menurut data Bloomberg, ada sekitar utang obligasi valas senilai US$ 16 miliar yang akan jatuh tempo pada akhir tahun ini. (Khomarul Hidayat)
Artikel ini sudah tayang di Kontan.Co.Id dengan judul "Balas budi, Qatar bantu menyelamatkan Turki dari jurang krisis".
Baca juga:Jose Mujica, Presiden Termiskin di Dunia yang Tak Peduli dengan Penampilan