Find Us On Social Media :

Teh dan Kopi, Dua Cangkir dalam Nikmat yang Berbeda

By Moh Habib Asyhad, Selasa, 18 April 2017 | 21:00 WIB

Teh dan kopi dalam nikmat yang berbeda

Tugasnya memeriksa semua ruangan setelah pulang kantor dan mengunci pintu utama sebelum akhirnya pulang ke kontrakannya. Telah berulangkali ia diingatkan agar hati-hati dan memeriksa semua ruangan terlebih dahulu, agar kantor ditinggalkan dalam kondisi baik dan aman.

Bukannya melakukan tugasnya dengan baik, ia bahkan kerap tidak memeriksa setiap ruangan, sehingga beberapa lampu sering kali ditinggalkan dalam kondisi menyala.

Sore itu setelah karyawan lainnya pulang, pemuda itu bergegas dan mengunci pintu utama, tanpa memeriksa setiap ruangan dengan seksama.

Semua berjalan baik, hingga satu kemudian sebuah panggilan telepon dari atasannya mengatakan bahwa seorang karyawan telah terkunci di kantor mereka.

Atasannya telah berada di kantor, juga beberapa karyawan lainnya yang kebetulan sedang menikmati kopi di kafe sebelah kantor mereka. Pemuda tersebut minta maaf dan mengakui kesalahannya, sehingga ia tidak mendapatkan masalah berarti atas kejadian tersebut.

Namun, kejadian ini memberinya satu pelajaran penting, yang tak lain adalah nasihat ibunya. “Ketika kamu berbuat baik, maka hal tersebut serupa secangkir teh hangat yang sedap, saat diaduk aromanya menenangkan dan warnanya tetap sama bahkan setelah lama berlalu.

Namun ketika kamu berbuat salah, maka hal tersebut seperti secangkir kopi hitam, saat diaduk aromanya begitu menggoda dan warnanya akan langsung keruh dan hitam, meskipun telah sempat mengendap lama. Demikianlah orang akan selalu mengingat perbuatan salahmu, Nak, meskipun telah lama berlalu.”