Ternyata Berenang di Laut Bisa Sangat Berbahaya, Kaki Bocah Ini Sampai Harus Diamputasi

Ade Sulaeman

Penulis

Seorang anak perempun di Cornwall terpaksa jalani amputasi kakinya. Ini terjadi setelah ia sering berenang di laut saat orangtuanya berbulan madu.

Intisari-Online.com - Berenang di laut saat cuaca panas adalah sebuah kegiatan yang mengasyikkan dan menyegarkan.

Namun, hendaknya anda menyadari benar apakah air laut itu bersih dan aman.

Jangan sampai anda mengalami hal yang menyedihkan seperti Brogan Lei Partridge.

Bocah perempuan berusia 9 tahun itu terpaksa menjalani amputasi kakinya.

Baca juga:Hati-Hati! Inilah 4 Kerugian Jika Anda Membeli Ponsel Docomo

Hal itu terjadi setelah ia terkena meningitis misterius parah yang ‘disebabkan berenang di laut’.

Diceritakan, orangtua Brogan, Aimee (27 tahun) dan Craig (31 tahun) menikah pad Juni 2016.

Usai pesta pernikahan mereka pergi berbulan madu ke Cornwall dengan mengajak putrinya.

Selama liburan beberapa hari itu Brogan mulai muntah-muntah dan disangka mengalami infeksi.

Baca juga:Ahli Ini Klaim MH370 Menghilang Karena Seorang Menyelinap di Dalam Pesawat, Ini Alasannya

Namun, sepulang dari liburan dan kembali ke rumah mereka di Bartley Green di Birmingham, Brogan merasa tidak sehat.

Orangtuanya langsung membawa Brogran ke dokter karena menyadari ada sesuatu yang tidak benar.

Tidak berapa lama, kedua kaki anak sekolah dasar itu timbul ruam yang mengerikan.

Baca juga:Kisah Mitologi: Achilles, Prajurit Setengah Dewa Yunani Tapi Punya Satu Kelemahan

Dokter mendiagnosa Brogran terkena meningococcal meningitis dan septicaemia.

Keluarga muda itu mendapat kabar buruk bahwa putrinya harus menjalani amputasi pada kaki kirinya.

Pasalnya, kondisi kaki itu mengalami kerusakan parah.

Kini, setelah dua tahan menjalani lusinan operasi untuk menyelamatkan kaki kanannya, amputasi itu berjalan baik.

Anak perempuan itu tetap tersenyum saat menjalaninya meskipun merasakan sakit luar biasa saat itu.

“Selama sepekan itu kami bolak-balik ke laut, di awal kami menduga itu tanda-tanda awal dari meningitis adalah mata merah atau konjungtivitis disebabkan berenang di laut,” cerita Aimee.

Ia menambahkan, sangat mematahkan hati untuk mengatakan bahwa Brogan harus menjalani amputasi pertamanya.

Dokter memperkirakan kaki kanannya masih bisa diselamatkan, tapi kaki kirinya harus segera diamputasi.

Brogan sempat menangis semalaman karena kesakitan.

Ia hanya bilang dirinya ingin menjadi normal dan bermain bersama teman-temannya di sekolah seperti yang lainnya.

Meskipun menderita, putrinya tetap memperlihatkan keberanian besar menjalani hari-harinya.

Sementara ia dihadapi kemungkinan ia menjalani hidup tanpa punya kaki.

Sebagai orangtua, Aimee dan Craig juga menyiapkan putrinya hidup tanpa kaki dan menyiapkan kursi roda yang dibutuhkan.

Kursi roda itu sangat mahal tetapi mereka ingin yang terbaik bagi putrinya.

“Dia sangat berani dan selalu mencoba yang terbaik dan menjadi realistis,” kata Aimee.

Dilansir dari StoryTrender, pekan lalu, Brogan tidak menyukai pengobatan tetapi ia tahu itu adalah demi kebaikan dan menjalani semuanya.

Ia masih punya harapan di tahun-tahun mendatangnya.

Saat dirawat di rumah sakit, Brogan berkata: “Aku bosan karena aku tidak dapat bergerak semestinya, tetapi semua dokternya menyenangkan dan aku tidak sabar untuk mencoba kursi roda.”

Dilansir dari rarediseasis.org, Meningococcal meningitis adalah satu dari tiga jenis meningitis, yang disebabkan oleh bakteri tertentu, yang dikenal sebagai Neisseria meningitides.

Masa inkubasi meningitis jenis ini berlansung selama 3-4 hari, atau lebih cepat dibandingkan jenis bakteri meningitis lainnya.

Karakteristik meningitis adalah peradangan pada selaput (meninges) di sekitar otak atau urat saraf tulang belakang.

Peradangan ini bisa terjadi secara tiba-tiba (akut) atau bertahap (subakut).

Gejalanya termasuk demam, sakit kepala, leher kaku, dan terkadang otot sakit, juga mual serta muntah juga.

Setengah dari penderita meningococcal meningitis juga mengalami ruam pada kaki, tangan, atau bagian tubuh lainnya.

Meningitis termasuk penyakit dengan tingkat kematian tinggi, terutama pada balita dan anak-anak.

Sementara menurut meningitis.org.nz, bakteri meningitis juga bisa terdapat dalam air, terutama saat suhu udara mencapai di atas 30 derajat Celcius.

Baca juga:Ketika Pesawat Jatuh, Jumaidi Terlempar ke Luar Tapi Kembali Keruntuhan Pesawat Untuk Cari Air Minum

Artikel Terkait