Find Us On Social Media :

Trik Hadapi 9 Tipe Orang Menyebalkan yang Bikin Emosi Kita Sampai ke Ubun-ubun

By Tika Anggreni Purba, Jumat, 14 April 2017 | 10:00 WIB

Ini Aturan Dalam Memberi Kritik

Intisari-online.com—Hidup ini memang dikelilingi berbagai jenis orang dengan tipe kepribadiannya masing-masing. Tak jarang kita juga menemui orang-orang yang sulit untuk dihadapi (difficult person).

Kita sudah berjuang untuk mengerti jalan berpikir dan perilakunya, namun tetap saja masih sulit untuk dipahami. Kadang-kadang kita lepas kendali, menghadapi mereka juga dengan emosi.

(Terlalu Banyak Drama,1 dari 10 Kebiasaan yang Bikin Hidup Tak Bahagia)

Laman 2knowmyself.com menyebutkan ada 9 tipe orang-orang menyebalkan dan menguras emosi. Yuk kita simak, jangan sampai kita menjadi salah satu orang dengan tipe tersebut.

Ada orang yang menganggap dirinya tahu segalanya, namun sebenarnya tidak berpengetahuan biasanya memang menyebalkan. Untuk menghadapi orang seperti ini biasanya harus dengan bukti konkret sehingga ia tidak dapat mengelak dari kesalahannya.

Seorang pecundang biasanya memiliki sifat ini. Ia akan selalu merasa dirinya benar tanpa merasa ada yang salah dengan perilakunya ini. Untuk orang yang begini, ia perlu disadarkan bahwa dirinya sangat egois dan sombong terlebih dahulu. Baru perilaku selalu merasa benar itu bisa diperbaiki.

Banyak orang yang berpikir bahwa dirinya adalah korban dari keadaan. Dan yang paling menyedihkan adalah orang yang selalu merasa dirinya menjadi korban sekalipun sudah diberikan solusi dan bantuan untuk keluar dari problem “korban” itu. Sudah dibantu, namun masih terus mengasihani diri sendiri.

Wajar kalau kita merasa terluka akibat perlakuan buruk orang lain, namun ada orang yang oversensitif, sehingga merasa dirinya begitu menyedihkan dan sulit untuk dihibur. Oh, orang seperti ini sungguh sulit dihadapi.

Mengapa orang yang kehilangan harapan hidup kadang menguji kesabaran kita? Sebab mereka merasa hidupnya tidak ada artinya tanpa “si A”, benda A, atau situasi tertentu.  Mereka percaya bahwa ia hanya bisa hidup bahagia dengan kehadiran orang/benda tertentu.

Bersambung ke halaman "2"

(Jangan Drama Bila Hidup Kita Tidak Bahagia, Karena Bisa Saja Hal Itu Kesalahan Kita Sendiri!)