Find Us On Social Media :

Tak Peduli dengan Ancaman AS yang Direstui China, Korut Tetap Uji Coba Tembakkan Rudal Balistik

By Agustinus Winardi, Rabu, 12 April 2017 | 09:00 WIB

Peluncuran rudal balistik Korut yang bisa mengusung hulu ledak nuklir

Intisari-Online.com - Pimpinan Korea Utara Kim Jon Un yang dikenal keras kepala dan sangat mengagumi rudal balistik tetap melakukan uji coba penembakkan rudal balistik jarak menengah di tengah ancaman serangan rudal dari AS.

(Baca juga: Siap Hadapi Gempuran AS ke Korea Utara, China Kerahkan 150 Ribu Pasukan ke Perbatasan)

Terlepas dari uji coba peluncuran rudal balistik yang bisa membawa hulu ledak nuklir dan bom kimia itu, pada dasarnya Kim Jon Un ‘’menjadi gembira seperti anak kecil’’ sewaktu rudal balistik yang diluncurkan oleh pasukan militernya melesat ke udara.

Padahal para jenderal yang selalu mengelilingi Kim Jong Un sambil memegang pulpen dan buku catatan, ketika menyaksikan rudal akan diluncurkan dalam kondisi ketakutan. Pasalnya jika rudal tidak berhasil meluncur sesuai keinginan Kim Jong Un, para jenderal itu  bisa dieksekusi mati.

Sedangkan yang tak kalah geram atas uji coba peluncuran rudal itu adalah Presiden AS Donald Trumph. Apalagi peluncuran rudal balistik Korut itu dilakukan saat pemimpin China, Xin Jiping  berkunjung ke AS minggu ini  untuk merundingkan ‘’tindakan tegas’’ yang akan dilakukan terhadap Korut.

China memang telah memberikan lampu hijau kepada AS untuk melakukan tindakan militer.

Tanda-tanda militer AS akan melancarkan serangan secara asimetris menggunakan rudal seperti serangan yang dilakukan kepada Suriah memang makin jelas.

Kapal induk bertenaga nuklir,  Carl Vinson yang minggu ini  akan beristirahat ke  Singapura ternyata disuruh balik menuju perairan Semenanjung Korea dalam kondisi siap tempur.

Serangan rudal AS yang ditujukan ke lokasi yang menjadi tempat untuk memproduksi nuklir di Korut mungkin akan berhasil.

Tapi jika pasukan darat AS dan Korsel juga memutuskan melanjutkan invasi lewat darat mereka harus berpikir ulang.

Sebab dalam Perang Korea (1950-1953) militer AS telah kehilangan lebih dari 40 ribu pasukan.

Militer Korut yang selama ini menggembar-nggemborkan dirinya sebagai sangat besar dan siap mengalahkan militer Korsel-AS sebenarnya memang tidak bisa dianggap enteng.