Jika Sudah Mahir, Atlet Terjun Payung Bisa Berpakaian Santai Bahkan Bersandal jepit

Yoyok Prima Maulana

Penulis

Atlet terjung payung asal Jabar Dadang Kardus

Intisari-online.com -Olahraga terjun payung yang merupakan jenis kegiatan berisiko tinggi harus dilaksanakan dengan penuh disiplin dan mental baja oleh para atletnya.

Secara umum para atlet terjun payung senior seperti atlet wanita asal Sulawesi Utara, Pingkan Natalia Mandagi dan atlet terjun payung pria, Petra Mandagi dari tempat yang sama menyatakan semua atlet terjun payung awalnya mengalami ketakutan.

Tapi karena sudah mendapat pelatihan yang cukup dan saat terjun awal didampingi pelatih, aktivitas terjun payung bagi para atlet senior justru menjadi kegiatan yang membuat ketagihan.

Namun untuk para atlet terjun payung atau penggemar olah raga terjun payung sebenarnya ada standar yang harus dipatuhi saat akan melakukan penerjunan.

Aturan standar itu antara lain menggunakan parasut utama sekaligus parasut cadangan.

Penggunaan parasut cadangan dilakukan jika parasut utama tidak mengembang.

Caranya parasut utama di-cut atau dilepas baru kemudian mengembangkan parasut cadangan pada ketinggian yang aman.

Melengkapi diri dengan alat pembuka parasut otomatis karena pada ketinggian 800 kaki , jika parasut tidak mengembang, parasut akan terbuka secara otomatis.

Peralatan standar lain yang harus dibawa saat terjun adalah kaca mata gogle penahan angin, altimeter pengukur ketinggian yang dipasang di tangan seperti jam, alat komunikasi seperti radio HT, dan sepatu yang kuat untuk menjejak tanah.

Saat akan terjun dari pesawat pilot memberi tahu sudah pada ketinggian dan drop zone yang ditentukan.

Selanjutnya personel jumper muster akan memandu para atlet untuk melakukan penerjunan secara bergiliran.

Selingkuh, Penis Si Pria Terkunci Dan Tak Bisa Dicabut Dari Vagina

Tapi bagi para atlet terjun payung senior yang sudah ribuan kali terjun mereka ternyata bisa berpenampilan santai saat terjun.

Apalagi jika acaranya adalah terjun payung untuk menghibur masyarakat.

Dalam suatu acara penerjunan di Pantai Parangtritis, Yogyakarta, seorang penerjun payung senior asal Bandung, Jawa Barat, bahkan berpakaian adat Jawa lengkap.

Atlet terjun payung senior bernama unik, Dadang Kardus itu, tidak mengenakan helm pengaman tapi blangkon.

Ia juga tidak mengenakan sepatu melainkan sandal slop yang merupakan ‘’sepatu adat’’ Keraton Yogyakarta.

‘’Kalau sudah senior mah, pakai sandal jepit juga tidak apa-apa,’’ ujar Dadang Kardus enteng.

Artikel Terkait