Kampung Pampang, Desa Perempuan Bertelinga Panjang, Seru Lho Main Ke Sana!

Yoyok Prima Maulana

Penulis

Foto: Kompas.com

Intisari-online.com -Suku Kenyah merupakan salah satu klan besar suku Dayak di Kalimantan. Adat dan budayanya begitu khas. Kaum pria dan wanitanya suka memelihara tato di sekujur tubuh.

Ciri khas lain, banyak kaum wanitanya yang memanjangkan telinga hingga belasan sentimeter.

Jika ingin melihat melihat dan berinteraksi langsung dengan mereka, tak perlu jauh-jauh menerobos pedalaman rimba Kalimantan. Cukup datang ke Kampung Budaya Pampang, Kalimantan Timur.

Kampung ini merupakan pemukiman warga Dayak Kenyah yang melakukan eksodus besar-besaran dari wilayah utara, Apo Kayan, Kabupaten Bulungan.

Pampang adalah pemberhentian terakhir mereka setelah berpindah-pindah dari kurun 1965 hingga 1973.

Dari Kota Samarinda, kampung budaya ini bisa ditempuh kurang dari 30 menit karena hanya berjarak 20 km.

Lokasinya di bilangan Jalan Poros Samarinda-Bontang. Untuk menemukannya cukup mudah, karena di tepi jalan akan terpampang gapura selamat datang berwarna biru yang bertuliskan, "Anda Memasuki Kawasan Desa Budaya Pampang".

Tempat ini buka setiap hari. Walau demikian, jika ingin mendapat suguhan istimewa, sebaiknya datang pada Minggu siang. Setiap pukul 14.00 WITA atau setelah pulang dari gereja, warga desa Pampang akan berkumpul di Uma Da’du atau Lamin, sebutan untuk rumah adat Dayak.

Rumah ini sangat unik karena panjangnya bisa mencapai 250 meter. Dulu puluhan keluarga warga Dayak Kenyah tinggal di sana.

Di rumah adat yang terletak di pusat desa tersebut hampir semua warga berkumpul. Dari kakek-kakek hingga anak-anak. Mereka mengenakan busana tradisional dan mempersiapkan beragam atraksi budaya.

Acara biasanya dimulai dengan tari-tarian yang dibawakan oleh anak-anak dan remaja. Setelah itu dilanjutkan tarian perang kancet papatai.

Puas menyaksikan tari-tarian Dayak Kenyah, mampirlah ke rumah-rumah penduduk setempat untuk menyaksikan pembuatan kerajinan oleh para perempuan Kenyah. Di beberapa rumah, masih terdapat perempuan-perempuan yang tubuhnya berhias tato dan memanjangkan telinganya.

Sejarah tradisi memanjangkan telinga cukup unik. Bagi perempuan Kenyah, makin panjang telinga seseorang, makin cantiklah dia. Oleh karena itu, mereka sengaja memasang anting-anting yang berat sehingga daun telinga semakin molor ke bawah.

Lain itu, jumlah anting-anting yang terpasang juga menandakan umur seseorang. Jika dia mengenakan 50 anting-anting, bisa dipastikan telah berumur 50 tahun. Sebab, anting-anting hanya boleh dipasang setahun sekali.

Para pengunjung sebaiknya hati-hati dalam memotret atau mengambil gambar para penduduk setempat. Biasanya, mereka akan meminta bayaran setelah gambarnya diambil. Terkesan materialistis memang, tapi itu semua ada sebabnya.

Dulu, terdapat orang-orang tak bertanggung jawab yang mengekspos foto-foto mereka untuk kepentiangan komersial tanpa pernah mau membagi sedikit pun keuntungan. Oleh karena itulah, sepertinya wajar kalau mereka menetapkan standar materi tertentu bagi orang lain yang ingin mengambil gambar-gambar unik.

(24 Foto Yang Indah Dan Tak terlupakan, salah satunya Ada Di Indonesia)

DO & DON'T

> Bersikaplah sopan. Masyarakat Dayak, termasuk Desa Pampang, memang selalu ramah kepada orang lain. Tapi jika harga dirinya terusik, mereka akan melawan.

> Hati-hati dalam memotret orang. Sebaiknya izin dulu atau Anda akan dikenai biaya.

> Sinar matahari cukup menyengat. Sebaiknya membawa topi atau payung.

> Patuhi saran dan peringatan para tetua kampung.

Artikel Terkait